Kabupaten Purwakarta, spiritnews.co.id – Selain membawa para korban reruntuhan rumah ke pusat layanan kesehatan terdekat. Pasukan penangulangan bencana yang diterjunkan Pemda Purwakarta juga membersihkan sisa-sisa reruntuhan pohon yang menghalangi jalur lalulintas.
Selain itu, jajaran BPBD dan para pihak terkait lainnya juga mendirikan pokso-posko bantuan untuk para korban bencana di desa yang terdampak. Termasuk membuka dapur umum.
Demikian disampaikan Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika disela monitoring lokasi bencana angin puting beliung di Kecamatan Bojong, Senin (03/4/2023).
Diketahui, sebanyak 155 rumah rusak akibat hujan lebat disertai angin puting beliung yang menyapu Kecamatan Bojong, pada Minggu 2 April 2023, kemarin. Sebanyak sembilan desa terdampak bencana tersebut.
“Kita terjunkan seluruh personil BPBD, Dinsos dengan Tagana-nya, Kesra untuk rutilahu-nya serta relawan untuk bersama-sama dengan warga membantu para korban bencana angin puting beliung. Bantuan sembako juga kita sertakan,” kata Ambu Anne.
Menurutnya, pasukan dan peralatan siaga darurat bencana hidrometeorologi ini merupakan bagian dari mitigasi bencana yang memiliki sejumlah tujuan, diantaranya untuk mengenali resiko, penyadaran akan resiko bencana, perencanaan penanggulangan, dan sebagainya. Mitigasi ini adalah upaya mulai dari pencegahan sebelum suatu bencana terjadi sampai dengan penanganan usai suatu bencana terjadi.
“Kami telah melakukan assament bersama BPBD Purwakarta, dibantu dengan TNI-Polri serta kepala desa. Untuk data sementara, ditemukan 155 rumah yang terdampak dengan klasifikasi rusak ringan, sedang dan berat. Tadi kita juga menyerahkan bantuan yang dibutuhkan oleh warga. Selain sembako, ada kebutuhan sandang warga dan terpal untuk beberapa warga yang membutuhkan, sambil mendata warga yang terdampak bencana,” kata Ambu Anne.
Jajaran Pemkab Purwakarta juga tengah melakukan pendataan terhadap rumah yang mengalami kerusakan.
“Saat ini kami membangun posko di setiap kantor desa yang terdampak di Kecamatan Bojong ini. Hal itu dilakukan melakukan pendataan serta pantaun langsung terhadap kondisi masyarakat terdampak angin puting beliung,” tuturnya.
Adapun informasi sementara yang didapat dari BPBD, rumah warga yang mengalami kerusakan akibat hujan deras dan angin kencang itu tersebar di sembilan desa, yakni Desa Sindangpanon, Desa Bojong Barat, Desa Cibingbin, Desa Pangkalan, Desa Cikeris, Desa Cipendeuy, Desa Sukamanah dan Desa Bojong Timur.
Lebih jauh, Ambu Anne mengungkapkan, bencana hidrometeorologi adalah bencana yang dipengaruhi oleh faktor cuaca seperti banjir, longsor, hingga puting beliung, dan sangat ditentukan dari kondisi cuaca.
Dampak yang bisa ditimbulkan dari tingginya curah hujan akan berpengaruh pula terhadap siklus kehidupan yang ada di sekitar lingkungan antara lain gagal panen, timbulnya penyakit demam berdarah dan lain-lain.
Selain itu, Ambu Anne juga menyampaikan, dari pemetaan wilayah potensi gerakan tanah daerah rawan bencana yang ada di kabupaten Purwakarta menunjukan tidak ada satupun wilayah kecamatan yang berada pada zona rendah semuanya rata-rata berada pada zona menengah-tinggi.
“Ini menunjukan, bahwa hal itu harus mendapat perhatian lebih, upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah harus bersinergi dengan kepedulian masyarakat sadar terhadap potensi bencana yang ada diwilayahnya masing-masing,” kata Ambu Anne.
Dari data yang ada, kata dia, potensi bencana yang terjadi di Kabupaten Purwakarta adalah banjir, puting beliung, tanah longsor, kekeringan dan yang paling banyak adalah kebakaran, namun ini bukan berarti bencana lainnya tidak mengintai.
Dan upaya lain bisa dilakukan adalah membangun kesadaran masyarakat terhadap bencana berbasis budaya lokal antara adalah; melakukan pemetaan daerah rawan bencana di wilayah masing-masing, kenali ancaman bencana di sekitar kita, kurangi resiko bencananya dengan cara sosialisasi kepada masyarakat sekitar daerah rawan bencana agar tetap waspada dan siap siaga dalam menghadapi bencana.
“Selain itu, juga harus ditentukan jalur evakuasi di daerah rawan bencana, tentukan titik kumpul aman ketika terjadi bencana, tentukan tempat pengungsian sementara, dan kerahkan potensi sumber daya di daerah masing-masing untuk mengurangi risiko bencana yang ada,” ungkapnya.(rls/red/sir)