DALAM PERKEMBANGAN zaman saat ini, menuntut pembisnis untuk bersifat kompetitif dalam meningkatkan daya saing. Masalah tanggung jawab sosial bisnis ini menjadi isu yang sebenarnya masih belum terselesaikan.
Penulis : Nurlaili Izhati, Ikhdazahrotu Nissa’ul M, Devo Rosalia A dan Ardia Regetha S
Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang
Solusinya adalah dengan menggunakan cara bersaing secara islam. Mereka cenderung menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan sehingga dapat merugikan pihak lain dan dianggap sebagai suatu hal yang lazim dalam dunia usaha.
Maka dari itu dengan adanya etika dalam bisnis dapat mengendalikan penyimpangan atau justru juga dapat mencegah penyimpangan terjadi, sehingga tidak ada pihak yang akan dirugikan. Indonesia kini dilandana kriminalitas yang mengancam lingkungan hidup, sumber energi dan pola kejahatan dibidang ekonomi seperti kejahatan bank, computer, penipuan kepada konsumen (barang produksi kualitas rendah, dan lain-lain).
Ada prinsip etika dalam lingkungan yang harus diterapkan, menurut (Masykuroh, 2020) antara lain :
- Menjaga ekosistem alam
- Menjaga alam semesta dan isinya
- Mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan
- Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam semesta
- Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam
- Kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian alam
- Menjaga ekosistem agar tetap Lestari dan tidak rusak
- Prinsip integritas moral yang menuntut pejabat publik agar teguh mengamankan kepentingan publik terkait dengan sumber daya alam.
Akan tetapi, meski sudah ada prinsip yang harus dijalani atau di lakukan, masih terdapat permasalahan disekitar hidup kita yang sangat perlu kita sadari. Bagaimana suatu industri dapat mengakibatkan munculnya kota dengan polusi udara yang buruk bagi kesehatan.
Tempat yang ada di sekitar pabrik suasana asap nya pasti tidak sehat. Bahkan didaerah pertanian dan peternakan pun yang dekat dengan pemukiman penduduk harus merasakan dampak negatif seperti masih tercium bau pupuk kendang yang bisa menyengat hidung. Sumber daya alam ditandai dengan adanya kelangkaan.
Ciri khas manusia ditandani dengan usaha untuk menguasai dan menaklukkan alam. Alam seolah seperti Binatang buas yang harus dijinakkan oleh manusia, dibantu dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (Atok Miftachul Hudha, Husamah, 2019) .
Untuk itu, selain menggunakannya agar dapat dimanfaatkan secara optimal dan untuk orang banyak makan manusia haruslah bertanggung jawab dalam melestarikan lingkungan hidup, hingga kualitas lingkungannya tetap ada manfaat juga bagi manusia.
Berkaitan dengan lingkungan hidup, maka ini juga akan berkaitan juga dengan sebuah izin usaha. Dengan mengajukan ijin usaha secara sukarela maka akan dapat menyakinkan pemerintah dan masyarakat luas bahwa usahanya sangat serius dalam memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan, diskriminasi atau lingkungan hidup maka dengan demikian dapat menghindari intervensi.
Dan ini juga akan menjadi sebuah masalah yang mana sebagian company akan berfikir izin tersebut adalah izin untuk menjalankan operasional dan memperoleh keuntungan dari pembeli, sehingga muncul adanya penyelewengan dari adanya surat izin tadi yang menuntut sebuah perusahaan untuk tetap memperhatikan akibat terhadap lingkungan hidup, sehingga dengan demikian keuntungan yang menyolok dan gaji dewan direksinya yang sangat tinggi tidak dipersoalkan dilingkungan.
Apabila saat ini yang kita rasakan, suhu panas yang begitu membara adalah faktor yang perlu diulik. Karena ini bukan persoalan tentang musim hujan yang tak kunjung tiba, pergantian musim yang extreme dan lain-lain. Akan tetapi Kerusakan sumber daya alam, pencemaran, tanah longsor, perubahan cuaca, dan pemanasan global beberapa dekade terakhir muncul karena efek dari berbagai aktivitas manusia (Helwig, Hong and Hsiao-wecksler, 2019) .
Rasanya hampir semua orang kini menyadari bahwa planet kita (bumi) berada dalam kondisi yang buruk. Pertanyaan-pertanyaan tersebut, dapat kita ringkas menjadi satu pertanyaan reflektif, “Apakah kita (masih) peduli terhadap lingkungan?”.
Krisis lingkungan ini juga disebabkan karena ketidakmampuan manusia mengembangkan tata nilai yang baik, gaya hidup, etika, dan pola berpikir harmonis dengan lingkungan. Kita sebagai generasi penerus, harus lebih berfikir tentang strategi mewariskan alam yang tersisa kepada generasi mendatang. Etika lingkungan memberikan kesadaran bahwa apapun yang dilakukan pada alam akan mempengaruhi kehidupan manusia.(*)