Iklan dan Dimensi Etisnya : Akuntansi Sebagai Profesi

  • Whatsapp

KEHIDUPAN BISNIS modern tidak terlepas dari iklan/periklanan. Hal ini erat kaitannya dengan produksi industri modern yang setiap hari meningkatkan produksi dan memaksa konsumen untuk menggunakan iklan. Periklanan dalam hal ini merupakan salah satu strategi pemasaran untuk mendekatkan produk yang dijual kepada konsumen.

Penulis : Ardia Regetha Syaharani, Ikhdazahrotunni S.M, Devi Rosalia Anindita dan Nurlaili Izhati

Bacaan Lainnya

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh karena itu, periklanan harus memberikan kebebasan kepada konsumen untuk memutuskan apakah akan membeli atau tidak dan harus selalu memberikan informasi yang akurat kepada konsumen mengenai produk tersebut.

Jika dicermati, kita akan melihat bahwa di era globalisasi, khususnya dalam kaitannya dengan komunikasi (khususnya periklanan), terdapat kemampuan untuk memancing sikap individualistis atau materialistis. Di masyarakat, budaya periklanan ini menimbulkan peluang kritik dan kekhawatiran terhadap periklanan.

Oleh karena itu, kami yakin bahwa sebagian konsumen memiliki keterbatasan dalam mengevaluasi iklan, sehingga dapat menimbulkan budaya konsumen yang negatif. Iklan etis adalah iklan yang mengungkapkan kebenaran dan kejujuran dalam penyediaan informasi yang dipromosikan.

Faktanya sulit untuk membuat penilaian umum mengenai apakah suatu iklan tertentu etis atau tidak, namun ada baiknya untuk menguraikan beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan ketika beriklan, yaitu :

  1. Iklan tidak boleh menyampaikan informasi palsu yang bertujuan menyesatkan konsumen. Masyarakat dan konsumen tidak boleh tertipu dalam membeli produk tertentu melalui iklan. Anda juga tidak boleh menjadi korban hanya karena Anda disesatkan oleh iklan tertentu.
  2. Iklan harus menyampaikan segala informasi mengenai produk, terutama informasi mengenai keselamatan manusia.
  3. Iklan tidak boleh bersifat memaksa, apalagi bersifat terang-terangan atau menyinggung.
  4. Iklan tidak boleh mengarah pada tindakan asusila, tindakan kekerasan, penipuan, pelecehan seksual, diskriminasi, atau penurunan martabat manusia.

Dengan adanya perkembangan ekonomi suatu negara memacu perkembangan bisnis dan mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan yang cukup tajam di dalam dunia bisnis. Hampir semua usaha bisnis bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar­besarnya (profit making) agar dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku bisnis dan memperluas jaringan usahanya.

Namun terkadang untuk mencapai tujuan itu segala upaya dan tindakan dilakukan walaupun pelaku bisnis harus melakukan tindakan­tindakan yang mengabaikan berbagai dimensi moral dan etikadari bisnis itu sendiri.

Beberapa waktu terakhir etika profesi akuntan menjadi diskusi berkepanjangan di tengah­tengah masyarakat. Menyadari hal demikian, etika menjadi kebutuhan penting bagi semua profesi.

Di Indonesia sendiri, pendidikan selama ini terlalu menekankan arti penting nilai akademik dan kecerdasan otak saja. Pengajaran integritas, kejujuran, komitmen dan keadilan diabaikan, sehingga terjadilah krisis multi dimensi seperti krisis ekonomi, krisis moral dan krisis kepercayaan.

Akhir­akhir ini, akuntan dituduh sebagai penyebab terjadinya krisis ekonomi. Lebih lanjut dikatakan bahwa akuntan dianggap telah bertindak menyimpang dari peraturan yang ada dan tidak berperilaku etis.

Hal ini disebabkan karena semakinmeningkatnya persaingan membuat para akuntan bertindak menyimpang dari peraturan, undang­undang dan standar auditing. Tetapi, dilema etika tidak dapat sepihak ditujukan terhadap anggaran dasar akuntan, melainkan yang perlu dipertanyakan apakah para akuntan mampu menyelesaikan standar profesi yang berkualitas tinggi dimana sejumlah faktor­faktor akan tergantung pada standar tersebut seperti pendidikan.

Kesadaran akan perkembangan dll.Jika kepercayaan terhadap profesi mengalami tekanan maka pengaruh signifikan dari keterlibatan etika budaya dalam organisasi sangat diperlukan.

Atas dasar prinsip kejujuran, iklan yang baik dan dapat diterima secara moral adalah iklan yang memberikan keterangan atau informasi yang benar apa adanya. Sekarang setelah kita mempertimbangkan fungsi periklanan, masalah etis periklanan, dan pentingnya penipuan etis dalam periklanan, ada baiknya mempertimbangkan secara singkat peran periklanan dalam bisnis, terutama di pasar. Iklan merupakan bagian penting dari pemasaran karena iklan menentukan hubungan antara produsen dan konsumen.(*)

Editor: Lassarus Samosir, SE

Pos terkait