Jakarta, spiritnews.co.id – Goethe-Institut Indonesien bekerja sama dengan EngageMedia dan ICT Watch mempersembahkan Sinema Hak Digital pada 24 Februari 2024 di GoetheHaus Jakarta.
Sinema Hak Digital akan memutar delapan film pendek yang membahas isu-isu hak digital, mulai dari pinjaman online (pinjol) ilegal, kebocoran data di e-dagang, hingga tantangan yang dihadapi para pengemudi ojek daring.
“Melalui film-film pendek dari Indonesia, Thailand, dan Filipina, sebuah benang merah muncul – sebuah narasi paralel yang membahas isu-isu hak digital. Tantangan bersama seperti kebocoran data pribadi, penipuan, akses yang tidak setara, dan ketidakadilan dalam ketenagakerjaan digital, menggarisbawahi perjuangan kolektif yang melampaui batas.
“Harapan kami adalah dengan mengangkat isu-isu krusial ini kepada masyarakat melalui penyampaian cerita secara visual akan mendorong diskusi dan membuka jalan bagi peningkatan tata kelola internet di wilayah ini,“ kata Stephanie Müller, Kepala Bagian Informasi Goethe-Institut Wilayah Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru.
Tujuh dari delapan film yang ditayangkan merupakan koleksi dari proyek Tech Tales Youth oleh EngageMedia. King Catoy, Manajer Proyek dan Produser Kreatif Tech Tales, mengatakan, EngageMedia memproduksi film-film ini untuk melengkapi upaya-upaya advokasi hak asasi di Asia Pasifik. Para sineas muda yang terlibat telah menuangkan kreativitas mereka melalui film pendek untuk mendukung gerakan hak-hak digital, dan memperluas pengetahuan tentang bagaimana hak asasi manusia dan hak-hak digital saling berkaitan.
Satu film lainnya adalah dokumenter berjudul Kelipat Duit Cepat di Internet, produksi ISOC Foundation dan Migrant Care. Direktur Eksekutif ICT Watch Indriyatno Banyumurti menyampaikan, untuk memahami dinamika peradaban suatu masyarakat diperlukan upaya berkelanjutan dalam mencatat dan menyebarkannya kepada khalayak luas.
“Ke-8 film dalam Sinema Hak Digital adalah nukilan catatan sejarah tentang silang-sengkarut pemanfaatan teknologi digital dewasa ini. Pemutaran film ini dapat memicu dan memacu adrenalin kreativitas untuk terus berkolaborasi memanfaatkan teknologi digital secara produktif, positif, aman dan nyaman,” jelasnya.
Setelah pemutaran film, kegiatan akan dilanjutkan dengan diskusi bersama Donny B.U. (praktisi literasi digital) dan Onno W. Purbo (pakar teknologi informasi) mengenai isu-isu digital di Indonesia.(rls/red/sir)