Kabupaten Subang, spiritnews.co.id – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia I Gusti Ayu Bintang Darmawati, menegaskan, tidak akan mentolelir kasus bullying terhadap anak.
Demikian ditegaskan Menteri PPPA saat kunjungan ke Sekretariat Serikat PEKKA (Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga), Desa Sirap, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang, usai meresmikan Rumah Perlindungan Pekerja Perempuan (RP3), di Subang, Jawa Barat, Selasa, (19/03/2024). Selain Serikat PEKKA, Menteri PPPA RI disambut oleh Forum Anak Gotong Royong (FAGOR).
“Saya datang ke Kabupaten Subang untuk mendengar langsung masukan masyarakat, khususnya dari perempuan dan anak. Sehingga berbagai permasalahan dan isu-isu yang ada dapat segera diatasi. Selanjutnya, akan kami komunikasikan antar kementerian dan lembaga,” kata Gusti.
Menteri PPPA mengapresiasi seluruh forum yang telah berkontribusi dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Dijelaskan, dalam melaksanakan pemberdayaan, harus dimulai dari akar rumput, sehingga hasilnya akan optimal. Ia juga mengapresiasi kiprah Pj. Bupati Subang yang sangat konsen atas pengendalian bullying di sekolah – sekolah, sehingga bullying di Kabupaten Subang tidak kembali terjadi.
“Saya apresiasi PEKKA yang mampu memberdayakan perempuan, dan dengan semangat yang tinggi mampu mandiri dalam berbagai kegiatannya. Namun, saya minta PEKKA Kabupaten Subang untuk dapat melakukan asesmen terkait kebutuhan yang diperlukan, karena negara harus hadir ke masyarakat,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Menteri PPPA meninjau stand UMKM yang menampilkan berbagai produk-produk unggulan Subang, seperti dandang yang merupakan produk unggulan Kecamatan Tanjungsiang, serta berbagai produk unggulan lainnya seperti makanan khas hingga produk fashion.
Pj. Bupati Subang Penjabat (Pj) Bupati Subang Dr. Drs. Imran, M.Si., MA.Cd, mengaku berkomitmen untuk mengatasi bullying di sekolah. Subang telah memiliki Perbup perlindungan anak.
“Sikap saya terkait perlindungan anak ini sudah cukup tegas. Kalau anak ada yang bullying itu di sekolah, saya sudah minta kepada kepala sekolah untuk meminta kepada orang tuanya cari sekolah yang bisa bullying, yang berarti tidak sekolah Subang lagi,” kata Imran.
“Saya juga tidak akan mentolerir. Apakah itu anak pejabat atau anak saya sendiri. Kalau memang kejadian seperti itu, sudah ada Perbup perlindungan anak. Itu sudah ada di Subang, sudah cukup clear,” tambahnya.(sir)