Kabupaten Aceh Utara, spiritnews.co.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Utara berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan sektor pertanian dan perkebunan. Pasalnya, Aceh Utara memiliki potensi yang sangat besar menjelajah pasar mancanegara untuk mempromosikan produksi perkebunan.
Demikian dikatakan Pj. Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Utara, Dayan Albar, saat membuka Duet Pakat Forum Kakao Aceh (DPFKA) ke-XI di aula kantor Bupati Aceh Utara, Kamis (29/08/2024).
“Kami di pemerintah daerah berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan sektor pertanian dan perkebunan, dengan kebijakan yang mendukung, program pelatihan yang relevan, dan tentu dengan menyediakan nfrastruktur yang memadai,” kata Dayan.
Menurutnya, Kabupaten Aceh Utara memiliki potensi besar, baik dalam negeri maupun mancanegara. Namun potensi ini belum sepenuhnya tergarap. Oleh karena itu, Forum Kakao Aceh diharapkan dapat mencari solusi strategis yang efektif untuk meningkatkan produksi.
“Saya berharap Forum Kakao Aceh dapat membahas strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan produksi serta memperbaiki kualitas serta memperluas akses pasar untuk kakao Aceh Utara,” katanya.
Berdasarkan daya statistik tahun 2022, kata Dayan, perkebunan Kabupaten Aceh Utara memiliki lahan seluas sekitar 69.752 hektare, dan jumlah petaninya sebanyak mencapai 93.050 orang.
Menurutnya, ada 17 jenis komoditi yang terdata di Statistik Kabupaten Aceh Utara. Yaitu kelapa sawit, karet, kelapa, kopi, cengkeh, pala, pinang, kapuk/randu, kakao, kemiri, sagu, lada, aren, nilam, tebu, tembakau dan serai wangi.
“Lima diantara menjadi komoditi unggulan yaitu kelapa sawit, karet, kakao, kelapa dan pinang,” jelasnya.
Selain tanaman unggulan, Kabupaten Aceh Utara juga memiliki komoditi alternatif lainnya yaitu nilam, kopi, serai wangi, lada dan tembakau.
“Pemerintah menjadikan kakao sebagai salah satu komoditas unggulan yang membawa harapan bagi masa depan ekonomi masyarakat Aceh Utara,” ujarnya.
Selain itu, pentingnya inovasi dan penerapan teknologi dalam sektor perkebunan, termasuk kehadiran bayer dan mitra-mitra dari luar negeri agar dapat mentransfer teknologi dan pengetahuan yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kakao.
“Kita perlu menyerap inovasi ini, mengadaptasinya sesuai dengan kondisi lokal, dan mengimplementasikannya untuk mendorong sektor kakao kita menjadi lebih berdaya saing,” jelasnya.
Untuk itu, dengan kehadiran para mitra Internasional dan lokal, akan dapat memperluas kerjasama dalam hal pemasaran, sehingga kakao Aceh dapat semakin dikenal dipasar global. Aceh memiliki kualitas kakao yang unggul, dan ini adalah keunggulan kompetitif yang harus kita manfaatkan secara maksimal.
“Dengan promosi yang tepat dan kerjasama yang baik, saya yakin kita bisa membawa nama Aceh ke peta kakao dunia. Serta dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing petani yang berkelanjutan serta berwawasan lingkungan,” ungkapnya.(mah/sir)