Sejumlah Catatan dan Harapan Paska Pelantikan Kabinet Merah Putih 2024-2029

  • Whatsapp

Jakarta, spiritnews.co.id – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto melantik sebanyak 41 Menteri, 7 Menteri Koordinator, 5 Kepala Badan dan 56 Wakil Menteri anggota Kabinet Merah Putih masa jabatan 2024-2029, di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10/2024).

Pelantikan itu digelar dalam dua gelombang. Pada pagi hari pukul 10.00 WIB, Prabowo melantik para menteri dan menteri koordinator. Lalu ia melantik para wakil menteri di sore hari, pukul 15.00 WIB.

Dari total 48 menteri yang dilantik, di antaranya terdapat 22 kementerian baru yang merupakan pemecahan organisasi kementerian dalam kabinet pada era pemerintahan sebelumnya.

Menggunakan alat kerja data analytics, PT Binokular Media Utama (“Binokular”) melakukan riset media monitoring pemberitaan-pemberitaan media massa (pers) dan percakapan di media sosial tentang sorotan dan distribusi argumen juga percakapan publik tentang pelantikan anggota Kabinet Merah Putih tersebut.

Mayor Teddy dan Luhut Paling Dominan Disorot Media Massa

Berdasarkan Monitoring Media Massa dan Media Sosial yang dilakukan oleh media monitoring Binokular, dari tanggal 19 hingga 21 Oktober 2024, eskposur pemberitaan Pelantikan Menteri, Wakil Menteri dan Kepala Badan mencapai puncaknya pada 21 Oktober 2024 pukul 9.00-11.59 WIB yang diamplifikasi oleh angle terkait pelantikan menteri. Selama periode ini, tercatat sebanyak 9.239 artikel dengan mayoritas pemberitaan bersentimen positif (89%) dan sentimen negatif sebesar 0,7 persen.

Dari beragam aspek yang disorot,  pengumuman nama menteri pada tanggal 20 Oktober dan momen pelantikan keesokan harinya, merupakan topik yang paling dominan dibahas media massa. Aspek lain yang menjadi angle pemberitaan di antaranya Presiden Prabowo tunjuk Mayor Teddy sebagai Sekretaris Kabinet dan daftar 14 menteri-wakil menteri perempuan dalam Kabinet Merah Putih.

Selain itu, media massa juga menyoroti sosok Luhut Binsar Pandjaitan yang ditunjuk oleh Prabowo menjadi Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) dan Meutya Hafid menjadi perempuan pertama yang menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Digital.

“Teddy Indra Wijaya atau Mayor Teddy, ajudan Prabowo itu cukup dominan dibahas media setelah diangkat menjadi Sekretaris Kabinet. Umumnya media membahas tentang status Teddy yang masih berstatus TNI aktif dan perubahan nomenklatur yang menempatkan Sekretaris Kabinet (Seskab) berada di bawah Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg),” kata Manajer News Data Analytics Binokular, Nicko Mardiansyah.

Di media sosial, isu ini juga turut mendapat atensi warganet terutama di platform Instagram. Manajer Social Media Data Analytics (Socindex) Binokular, Danu Setio Wihananto melaporkan bahwa terdapat dua postingan paling populer di antaranya diunggah oleh @kumparancom dan @cretivox. Akun media @kumparancom mempublikasikan postingan terkait Ketua Harian Gerindra jelaskan posisi Mayor Teddy dalam kabinet yang mencatatkan 19.226 engagement.

“Bahkan isu terkait Mayor Teddy menempati posisi teratas kedua sebagai isu yang paling banyak dibicangkan warganet sebesar 2.427 talks,” kata Danu.

Selain mendapat respons positif, pelantikan Luhut Binsar sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional juga direspon secara negatif warganet. Respons negatif umumnya dipicu oleh kesan bahwa Luhut tidak konsisten dengan pernyataanya.

“Sebelumnya, Luhut mengatakan ingin pensiun dan beristirahat. Namun,  keputusannya untuk menerima posisi strategis ini dinilai bertolak belakang dengan pernyataan tersebut, sehingga memicu kritik dari warganet,” ujar Danu.

 

Postur dan Komposisi Kabinet Ikut Disorot

Meskipun kurang signifikan, beberapa kritikus tercatat cukup vokal memberikan kritikan baik itu terkait postur kabinet maupun latar belakang menteri yang dikaitkan dengan tindak pidana korupsi.

Dalam pemberitaan media massa, pengamat politik Lingkar Madani, Ray Rangkuti misalnya, menegaskan kembali komitmen Prabowo soal zero toleran terhadap korupsi dengan meminta agar para menteri yang dikaitkan dengan tindak pidana korupsi (tipikor) mestinya tidak masuk kabinet. Demikian Ketua – Perhimpunan Bantuan Hukum & Hak Asasi Manusia (PBHI) Julius Ibrani yang menyindir kontribusi Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai ketika menjabat sebagai anggota Komnas HAM.

“Sementara itu, Efriza dari Citra Institute menyoroti kapasitas dan kapabilitas Teddy Indra Wijaya sebagai Seskab. Ia menilai, tugas Seskab itu berat karena benar-benar memberikan rekomendasi, dukungan kerja, dan kualitas pelayanan. Maksudnya, jangan sampai Mayor Teddy hanya sekadar menyiapkan proses penyelenggaraan rapat saja,” tandas Nicko Mardiansyah.

Kritikan yang sama juga muncul di media sosial seperti yang diungkapkan oleh Manajer Socindex, Danu Setio. Menurut Danu, cukup banyak warganet yang memberikan respons negatif karena menilai kabinet Merah Putih terlalu gemuk dan membuat birokrasi menjadi panjang. Selain itu, kompetensi para menteri juga disorot.

“Komposisi menteri Kabinet Merah Putih mendapat banyak respons negatif dari warganet. Banyak yang meragukan kompetensinya dan menyoroti afiliasi dari para menteri pilihan Presiden Prabowo ini,” ujar Danu.

Pemimpin Opini Kunci (Key Opinion Leaders)

Dalam rentang waktu tersebut, Presiden Prabowo Subianto menjadi Key Opinion Leader (KOL) dengan sorotan tertinggi di media massa, diikuti Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dan Ketua DEN, Luhut Binsar Panjaditan.

“Pernyataan Prabowo yang paling banyak dikutip media massa berhubungan dengan pemberian nama Kabinet Merah Putih. Sementara itu, argumen Sufmi Dasco dikutip untuk menjelaskan polemik perubahan nomenklatur Seskab sehingga kedudukan Mayor Teddy bukan setingkat menteri dan ia boleh menjabat tanpa harus penisun dari TNI,” jelas Nicko.

Pada bagian lain, Nicko memaparkan bahwa di satu sisi News Network Analysis menampilkan klaster dengan jaringan person berpusat pada Presiden Prabowo Subianto yang erat hubungannya dengan Wakil Presiden (Wapres), Gibran Rakabumming Raka.

Di sisi lain, terdapat klaster tersendiri dengan kerapatan yang diisi oleh nama para menteri Kabinet Indonesia Maju era Joko Widodo yang kembali dipilih Prabowo-Gibran dalam Kabinet Merah Putih. Mereka itu adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

Sedangkan nama Meutya Hafid berdekatan dengan Budi Arie Setiadi karena posisi yang sebelumnya dijabat Budi sebagai Menkominfo kini digantikan oleh Meutya dengan nomenklatur baru sebagai Menteri Komunikasi dan Digital. Sementara itu, Budi Arie ditunjuk menjabat Menteri Koperasi.

Apresiasi dan Harapan

Meskipun terdapat kritikan, warganet juga mengungkapkan apresiasi dan harapan terhadap pemerintahan yang baru. Selama rentang waktu 19-21 Oktober, terjaring sebanyak 40.508 perbincangan dengan interaksi (engagement) sebesar 4.568.626 terkait pengumuman dan pelantikan anggota Kabinet Merah Putih.

Manajer Social Media Data Analytics (Socindex) Binokular, Danu Setio Wihananto melaporkan bahwa Instagram menjadi platform media sosial utama yang paling banyak perbincangannya; didominasi oleh respons/komentar warganet terhadap berita seputar pengumuman nama dan pelantikan anggota Kabinet Merah Putih.

Pada platform Instagram, unggahan akun Wakil Presiden @gibran_rakabuming mengenai Prabowo Subianto mengumumkan nama menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih mencatatkan engagement sebesar 159.732,” kata Danu.

Selain itu, pada tanggal yang sama, salah satu unggahan dengan engagement tertinggi bersumber dari akun Instagram media massa @indozone.id mengenai Presiden Prabowo resmi melantik Luhut Binsar Pandjaitan menjadi Ketua Dewan Ekonomi Nasional. Unggahan tersebut mencatatkan sebesar 51.483 engagement.

Berdasarkan distribusi sentimen percakapan,  perbincangan di media sosial dominan sentimen positif dan netral. Unggahan positif didominasi oleh postingan terkait Luhut Binsar Dilantik sebagai Ketua Dewan Ekonomi. Warganet mengapresiasi munculnya kembali sosok Luhut dalam pemerintahan. Selain itu, isu AHY ditunjuk oleh Prabow sebagai Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan juga diapresiasi warganet.

“Sementara itu, eksposur sentimen positif juga disumbang oleh perbincangan mengenai pembekalan bagi para menteri di Akmil, Magelang. Menurut netizen, kegiatan tersebut bagus dalam rangka meningkatkan komunikasi dan kerja sama antarmenteri,” tandas Danu.

Media monitoring Binokular juga menangkap beberapa program populer Prabowo-Gibran. Diketahui, bBaik di media massa maupun media sosial, Program Makan Bergizi Gratis mencatat eksposur pemberitaan dan percakapan tertinggi diikuti Program Ketahanan Pangan dan Program Hilirisasi selama periode 1-20 Oktober 2024.

“Program lain yang juga mendapat atensi publik yakni penyejahteraan hakim, program tiga juta rumah, dan pembentukan badan penerimaan negara,” kata Danu.

Selain itu, berdasarkan klaster top 7 menteri, wakil menteri, dan kepala badan, Teddy Indra Wijaya merupakan figur yang paling banyak di-mention di media sosial diikuti berturut-turut Muhaimin Iskandar di posisi kedua, selanjutnya Luhut Binsar Pandjaitan, Erick Thohir, Agus Harimurti Yudhoyono,  Giring Ganesha dan Sri Mulyani.

Program Kerja Prabowo-Gibran

Sementara itu, Vice President Operations Binokular Data Analytics, Ridho Marpaung menambahkan, media massa dan media sosial juga membicarakan beberapa topik yang menjadi (janji) program kerja Prabowo-Gibran.

Media Massa

Media Sosial

Ridho menjelaskan, untuk media massa, sejumlah topik yang masuk dalam pemberitaan tertinggi adalah Program Makan Bergizi Gratis, Program Hilirisasi, dan Swasembada Pangan, Penyejahteraan Hakim dan Badan Penerimaan Negara.

“Untuk media sosial, percakapan warganet tertinggi ada pada Program Makan Bergizi Gratis, Ketahanan Pangan dan Food Estate,  Penyejahteraan Hakim, Program Tiga Juta Rumah, dan Pembentukan Badan Penerimaan Negara “ kata Ridho.

Ridho menilai bahwa sejumlah program kerja Prabowo-Gibran ini perlu bisa menjadi masukan buat Kabinet Merah Putih tentang gambaran program-program yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. “Program-program ini tentu dibicarakan karena merupakan bagian dari janji-janji dalam kampanye Prabowo-Gibran lalu. Oleh karenanya, rakyat menunggu realisasi dari janji program-program tersebut,” ujar Ridho.

Kabinet Prabowo-Gibran ini mendapatkan respons yang dominan positif dari publik. Adanya antipasi dan kepercayaan dari publik merupakan sesuatuh hal yang mesti dijawab dengan bukti nyata di lapangan. Selain itu, Pemerintahan Prabowo-Gibran juga masih punya “Pekerjaan Rumah” untuk menyelesaikan masalah-masalah yang masih mengemuka di masyarakat, seperti topik penegakan hukum, keadilan, dan kemiskinan.(rls/red/sir)

Editor: Lassarus Samosir, SE

Pos terkait