Kabupaten Subang, spiritnews.co.id – Menteri Koordinator Bidang Pangan Republik Indonesia, Zulkifli Hasan didampingi Penjabat Bupati Subang, Imran, Dirut Sang Hyang Seri Adhi Cahyono Nugroho, serta Pejabat Kementerian Pertanian, melakukan panen raya padi di lahan Sang Hyang Seri, Desa Sukamandi, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis (31/10/2024).
Panen bersama tersebut dilaksanakan di area lahan yang digarap oleh Kelompok Tani Optima, dengan varietas padi Himpari 32, dengan lahan seluas 3 hektare dan target 6 ton per hektare.
Zulkifli Hasan yang baru saja dilantik menjadi Menteri Koordinator Bidang Pangan, mengaku, panen raya padi ini sebagai upaya mewujudkan swasembada pangan 2028 dengan membenahi beberapa aspek pertanian termasuk bibit.
“Ternyata di sini bisa untuk pengembangan bibit padi. Perbaikan pada kualitas bibit saja akan meningkatkan produksi padi 10% hingga 20% belum perbaikan pada sektor lain. Apabila hal tersebut dapat dicapai maka Indonesia tidak perlu melakukan impor beras lagi. Kalau kita benahi bibit saja, (produksi padi) kita bisa naik 20%,” kata Zulkifli.
Dikatakan, Pemerintah Indonesia akan mengupayakan seluruh petani dapat menanam bibit padi yang unggul. Selain itu harga benih dan gabah harus diatur karena dengan semua itu swasembada pangan 2028 dapat tercapai.
“Probelm bibit unggul ini harus ditanam oleh semua petani kita. Harga benih tidak boleh sama dengan harga gabah. Dengan kebijakan yang tepat, 2028 swasembada pangan insyaallah teecapai,” katanya.
Penjabat Bupati Subang, Imran, mengatakan, status Subang sebagai lumbung padi nasional harus tetap dipertahankan dengan segera menyusun rencana tata ruang wilayah agar lahan produktif dapat diproteksi di tengah transfomasi Subang menuju daerah industri.
“Saya sudah sampaikan bahwa Subang harus dijaga sebagai sentra produksi sekaligus pusat pertumbuhan industri Sudah saya dorong sejak Januari lalu agar RTRW selesai karena itu acuan kita dalam tata kelola lahan di Subang. Kita bisa melihat lahan pertanian mana yang harus diproteksi, areal sawah mana yang bisa menjaga ketahanan pangan untuk Subang dan Jawa Barat,” kata Imran.
Terkait swasembada pangan 2028, menurut Imran, sangat mungkin untuk dicapai apabila seluruh stakeholder mulai dari Pemerintah Pusat hingga level petani bersinergi.
“Harus betul berjalan dengan sinergi dengan lahan pertanian di Subang. Jangan hidup sendiri tapi saling mengidupkan termasuk lahan pertanian yang ada di Subang. Seandainya kita ditopang dengan infrastruktur yang baik, swasembada tidak mustahil kita capai,” jelasnya.
Diakuinya, swasembada pangan 2028 pasti terjadi. Sebab, hasil panen di Kecamatan Compreng saja mampu mencapai 7-10 ton per hektare.
“Dua hari lalu ke Compreng dan Cilamaya ada optimisme besar dari para petani. Di Compreng bisa produksi 7-10 ton per hektare. Di Cilamaya wajah petani cerah karena air dapat mengalir lewat pipanisasi,” ujarnya.(ops/sir)