Beijing, spiritnews.co.id – CGTN merilis artikel mengenai rencana Tiongkok dan Brasil untuk mengupayakan dunia yang lebih adil dan planet berkelanjutan. Pada tahun 2014, perjanjian kerja sama di antara Tiongkok dan Brasil terkait proyek transmisi UHV Belo Monte telah ditandatangani.
Proyek besar ini melintasi area yang sangat luas, membentang lebih dari 2.000 kilometer melintasi hutan hujan tropis dan sungai.
Dengan menciptakan “jalan bebas hambatan listrik” yang menghubungkan bagian utara dan selatan Brasil, proyek ini tidak hanya menyediakan pasokan listrik yang cukup untuk pusat-pusat industri, tetapi juga mengatasi masalah kekurangan listrik bagi lebih dari 22 juta penduduk Brasil, sekitar 10 persen dari total populasi negara itu.
Sejauh ini, proyek itu telah menyalurkan 180 terawatt jam pembangkit listrik tenaga air, menghemat 64 juta ton batu bara standar, atau mengurangi 170 juta ton emisi CO2. Proyek ini merupakan pencapaian besar kerja sama Tiongkok-Brasil dalam pembangunan infrastruktur baru.
“Tiongkok terlibat secara aktif dalam transisi energi yang sedang berlangsung di Brasil,” ujar Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva kepada China Media Group.
Dalam pembicaraan dengan Lula pada hari Rabu di Brasilia, Presiden Tiongkok, Xi Jinping, mengatakan bahwa Tiongkok siap bekerja sama dengan Brasil sebagai “mitra emas” yang saling mendukung untuk meraih kesuksesan, serta terus berupaya mencapai sasaran membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia.
Kedua negara itu telah mempererat ikatan mereka ke tingkat komunitas Tiongkok-Brasil dengan masa depan bersama untuk dunia yang lebih adil dan planet yang lebih berkelanjutan, serta sepakat untuk menyelaraskan Inisiatif Sabuk dan Jalan dengan strategi pembangunan Brasil.
‘Mitra emas’
Tahun ini menandai peringatan 50 tahun terjalinnya hubungan diplomatik di antara Tiongkok dan Brasil. Selama setengah abad terakhir, kedua negara itu telah meraih kemajuan signifikan dalam kerja sama ekonomi dan perdagangan, memperkuat ikatan ekonomi dan perdagangan bilateral.
Tiongkok telah menjadi mitra dagang terbesar Brasil selama 15 tahun berturut-turut dan merupakan sumber utama investasi asing, sementara itu Brasil telah lama menjadi mitra dagang utama Tiongkok di Amerika Latin. Menurut statistik, impor tahunan Tiongkok dari Brasil dalam tiga tahun terakhir ini mencapai lebih dari $100 miliar.
Selain perdagangan barang dan manufaktur tradisional, perusahaan-perusahaan Tiongkok telah terlibat secara aktif dalam proyek energi terbarukan di Brasil, termasuk proyek pembangkit listrik tenaga air, tenaga surya, dan tenaga angin. Keterlibatan dalam pembangunan ekonomi hijau ini semakin mendiversifikasi dan memajukan kerja sama investasi Tiongkok-Brasil.
Pertukaran budaya di antara Tiongkok dan Brasil juga telah berkembang pesat, memperkuat persahabatan di antara kedua rakyat mereka. Untuk merayakan ulang tahun ke-50 hubungan diplomatik, kota Recife di Brasil telah menetapkan tahun 2024 sebagai “Tahun Tiongkok” untuk mendorong terciptanya lingkungan yang mendukung bagi hubungan budaya.
Xi meminta kedua negara untuk terus memperdalam sinergi strategi pembangunan mereka dan meningkatkan kerja sama di berbagai bidang termasuk kedirgantaraan, ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian serta energi bersih, sembari menambahkan bahwa Tiongkok siap untuk terus meningkatkan kerja sama dalam pengentasan kemiskinan dengan Brasil.
Lula mengatakan bahwa peningkatan sinergi strategi pembangunan di antara Brasil dan Tiongkok akan memberikan kontribusi besar pada reindustrialisasi Brasil dan menjadi contoh solidaritas, kerja sama, dan saling menguntungkan di antara negara-negara berkembang.
Dunia yang lebih adil, planet yang berkelanjutan
Dalam dunia yang berubah dengan cepat, Tiongkok dan Brasil berkoordinasi secara erat dan konsisten dalam kerangka kerja multilateral, seperti PBB, G20, dan BRICS, dalam isu-isu krusial, termasuk tata kelola global dan perubahan iklim, memperkuat suara negara-negara berkembang, dan menjaga kepentingan pasar negara berkembang.
Pada bulan Mei, Tiongkok dan Brasil menerima respons positif dari komunitas internasional karena keduanya mengeluarkan enam poin kesepahaman bersama mengenai penyelesaian politik krisis Ukraina.
Sementara itu, kedua negara itu, bersama dengan beberapa negara Global South lainnya, meluncurkan kelompok “Friends for Peace” untuk krisis ini, dengan tujuan menyatukan lebih banyak suara untuk perdamaian.
Dalam hal pengentasan kemiskinan, kedua negara bertekad untuk mengatasi tantangan dan bersedia untuk berbagi solusi dengan negara lain.
Memuji kedua negara yang semakin menjadi kekuatan positif bagi perdamaian, Xi mengajak Tiongkok dan Brasil untuk menunjukkan kekuatan mereka dalam menjaga perdamaian dan keadilan dunia, serta bekerja sama untuk mengatasi tantangan global yang berkaitan dengan masa depan dan takdir umat manusia.
Presiden Xi juga menyerukan penguatan kerja sama di berbagai bidang seperti transformasi hijau, pembangunan berkelanjutan, respons terhadap perubahan iklim, dan tata kelola kecerdasan buatan.(rls/red/ops/sir)