Kabupaten Aceh Utara, spiritnews.co.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Utara menggelar Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar Program Guru Penggerak (PGP) Angkatan 11. Kegiatan tersebut secara resmi dibuka oleh Pj. Bupati Mahyuzar, di lapangan kantor Bupati setempat, Sabtu (7/12/2024).
Lokakarya 7 panen hasil belajar PGP angkatan 11 Aceh Utara tersebut dimeriahkan dengan penampilan Drumband dan Tari Sanggar Meuligoe pimpinan ibu Pj. Bupati Aceh Utara, serta tari kreasi Ranub Lampuan dari SDN 2 Lhoksukon. Ratusan CGP ini memamerkan hasil inovasi pembelajaran mereka di berbagai stand.
Kegiatan yang berlangsung selama 58 jam, atau 2 hari 1 malam ini menampilkan berbagai inovasi pembelajaran serta media pembelajaran dengan mengusung tema “Learning Chronicle” fokus siswa dan guru dalam Era Inovasi.
Pj. Bupati Mahyuzar mengapresiasi kepada guru penggerak angkatan ke-11 yang telah berjuang dan bekerja keras dalam meningkatkan kualitas pendidikan di kabupaten Aceh Utara, baik semangat, dedikasi, komitmen saudara/i untuk memberikan yang terbaik bagi pendidikan daerah ini.
Menurutnya, kita pernah mendengar kata Chronicle di berbagai tempat buku – buku sejarah, film – film petualangan, bahkan dongeng – dongen fantasi.
“Jadi Chronicle adalah sebuah cerita yang merangkai perjalanan panjang, penuh tantangan, dan keberhasilan,” kata Mahyuzar.
Dalam kata Chronicle ada yang istimewa karena setiap babak memiliki cerita tersendiri yang membentuk sebuah kisah besar. Kegiatan lokakarya ini menjadi salah satu langkah strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Aceh Utara. Lanjutnya, pendidikan memiliki peran penting dalam menciptakan generasi unggul dan berdaya saing.
“Kegiatan lokakarya ini akan memberikan dampak positif untuk kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya di Kabupaten Aceh Utara,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Utara, Jamaluddin,M.Pd menekankan bahwa “kronik pembelajaran” ini bukan hanya sekadar dokumentasi, tetapi juga sumber inspirasi dan panduan bagi dunia pendidikan.
“Setiap karya yang dipamerkan adalah bagian dari upaya mencetak sejarah baru dalam ekosistem pembelajaran di Aceh Utara,” ujarnya.
Ia menambahkan program ini bertujuan menguatkan kompetensi Guru Penggerak dalam menciptakan inovasi pendidikan. Selain itu membangun ekosistem pendidikan yang berpusat pada siswa.
“Lokakarya ini menjadi ajang untuk menginspirasi berbagai pihak untuk menerapkan praktik baik,” kata Jamaluddin.
Sementara perwakilan Balai Guru Penggerak Provinsi Aceh Dr. Yudi Herman, S.Ag, M.Pd, menyampaikan bahwa guru penggerak memiliki peran strategis dalam menciptakan inovasi pembelajaran.
“Panen hasil belajar ini adalah wujud nyata dari komitmen guru penggerak untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Guru penggerak diharapkan mampu menjadi teladan bagi ekosistem pendidikan serta membuka ruang kolaborasi antar pendidik,” kata Yudi.
Ia juga menambahkan pentingnya dukungan dari pemerintah daerah dalam mendampingi para guru penggerak.(mah/ops/sir)