Jakarta, spiritnews.co.id – Ketua Umum Solidaritas Pemersatu Bangsa Indonesia (SPBI) Dr. Iswadi, M.Pd mengatakan Setelah dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2024, Presiden Prabowo Subianto menghadapi tantangan besar dalam mewujudkan kabinet yang solid dan efektif.
Salah satu sorotan utama dari berbagai kalangan adalah komposisi kabinet yang membantu mewujudkan visi dan misinya dalam memajukan Indonesia. Sebagai seorang politikus berpengalaman dan tokoh militer yang sudah lama aktif di dunia politik, Presiden Prabowo tentu menyadari bahwa sebuah pemerintahan yang sukses sangat bergantung pada kejelasan struktur, keselarasan visi, serta kinerja kabinet yang solid.
Hal tersebut disampaikan , Dr. Iswadi, M. Pd. kepada wartawan, di Jakarta, Sabtu (18/1/2025). Menurutnya, ada prediksi menarik terkait langkah pertama yang akan diambil oleh Presiden Prabowo setelah 100 hari kerja.
“Prabowo kemungkinan besar akan melakukan reshuffle kabinet setelah 100 hari pertama kerjanya. Hal ini didasari oleh beberapa faktor yang sangat penting dalam memastikan agar roda pemerintahan berjalan sesuai dengan harapan rakyat,” kata Iswadi.
Dikatakan, setiap pemimpin baru, terutama presiden yang terpilih setelah pemilu, tentu ingin memastikan bahwa tim yang dipilih untuk membantunya dalam menjalankan pemerintahan memiliki kemampuan dan komitmen yang kuat. Setelah 100 hari bekerja, Prabowo kemungkinan besar akan memiliki gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana kinerja masing-masing anggota kabinet.
“Dalam 100 hari pertama, biasanya banyak isu yang muncul yang menguji kemampuan kabinet dalam merespons masalah dan tantangan yang dihadapi negara,” jelasnya.
Menurutnya, meskipun telah melalui proses seleksi yang ketat dalam pemilihan menteri dan pejabat tinggi lainnya, tidak jarang terjadi ketidaksesuaian antara ekspektasi dan realitas setelah kabinet beroperasi. Oleh karena itu, dengan melihat kinerja yang terjadi selama 100 hari, Prabowo akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja masing-masing anggota kabinet.
Evaluasi ini meliputi berbagai faktor, seperti kemampuan dalam mengatasi isu-isu ekonomi, sosial, politik, serta tantangan lainnya yang dihadapi pemerintahan. Jika ada menteri yang tidak menunjukkan kinerja yang memadai atau bahkan tidak mampu menghadapi krisis yang terjadi, reshuffle kabinet menjadi pilihan yang tidak bisa dihindari.
Dalam politik, dinamika dan perubahan situasi sangat cepat. Meskipun sudah melalui pemilihan kabinet yang panjang dan melibatkan banyak pertimbangan, posisi politik di dalam pemerintahan bisa berubah setelah beberapa bulan berjalannya waktu.
“Reshuffle kabinet bisa menjadi langkah strategis untuk menjaga stabilitas politik dan memastikan bahwa seluruh pihak dalam pemerintahan tetap solid dan fokus pada tujuan besar negara,” ungkapnya.(mah/ops/sir)