dr. Ismail Muhammad Baselim Menjadikan Layanan Kesehatan Saraf Inklusif, Mudah Diakses, dan Tidak Menakutkan

  • Whatsapp

Kabupaten Karawang, spiritnews.co.id – Dunia medis, khususnya bidang bedah saraf, bukanlah ranah yang mudah untuk ditekuni. Namun bagi dr. Ismail Muhammad Baselim, Sp.BS, F-NTB, FINSS, FICS, setiap tantangan justru menjadi jalan pengabdian.

Dokter spesialis bedah saraf yang kini aktif praktik di RS Lira Medika dan RS Hermina Karawang ini tidak hanya dikenal di ruang operasi, tapi juga melalui komitmennya dalam menyampaikan edukasi kesehatan kepada masyarakat luas.

Dalam wawancara , dokter lulusan Program Spesialis Bedah Saraf Universitas Padjadjaran ini menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam penanganan gangguan saraf, terutama yang berkaitan dengan tulang belakang (spine).

“Penanganan pasien saraf itu tidak hanya soal tindakan bedah. Edukasi, rehabilitasi, dan perubahan gaya hidup adalah bagian penting dari proses penyembuhan jangka panjang,” ujar dr. Ismail.

Menurutnya, keluhan paling banyak saat ini adalah nyeri punggung dan saraf kejepit. Kasus-kasus ini sering terjadi akibat kombinasi stres, gaya hidup sedentari (minim gerak), serta postur tubuh yang tidak tepat.

“Sayangnya, masih banyak masyarakat yang menunda berobat atau memilih pengobatan alternatif yang tidak terbukti ilmiah. Saat datang ke dokter, seringkali kondisi sudah memburuk,” jelasnya.

Sebagai seorang Spine Enthusiast sebutan bagi dokter yang secara khusus mendalami ilmu dan praktik tulang belakang, dr. Ismail menjadikan edukasi digital sebagai salah satu cara efektif mendekatkan ilmu medis kepada masyarakat awam.

Melalui akun Instagram pribadinya, @baselim, ia rutin mengunggah konten edukatif seputar kesehatan saraf, tips postur tubuh, hingga penanganan gangguan tulang belakang.

“Sekarang, edukasi tidak cukup hanya lewat seminar atau brosur. Media sosial adalah ruang strategis untuk menjangkau generasi muda dan masyarakat umum yang kadang ragu datang ke rumah sakit,” ujarnya.

Kompetensi dr. Ismail diakui secara nasional dan internasional. Ia menyandang tiga gelar kehormatan: F-NTB (Fellow of Neurotrauma Board), FINSS (Fellow of Indonesian Society of Spine Surgery), dan FICS (Fellow of the International College of Surgeons).

Dengan gelar dan pengalaman itu, ia kini menjadi salah satu dokter spesialis bedah saraf muda yang paling aktif dan diperhitungkan di Karawang.

“Visi saya adalah menjadikan layanan kesehatan saraf sebagai hal yang inklusif, mudah diakses, dan tidak menakutkan bagi masyarakat. Jangan tunggu lumpuh dulu baru ke dokter,” tegasnya.

Dalam waktu dekat, dr. Ismail akan menjadi pembicara utama dalam seminar medis bertajuk “Unlocking the Spine” yang akan digelar di RS Lira Medika Karawang. Acara ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan, terutama dalam penanganan nyeri punggung, saraf kejepit, dan rehabilitasi postural.

“Kami akan membahas teknik terkini penanganan gangguan tulang belakang, termasuk strategi gerak, latihan sederhana, dan pendekatan konservatif. Ini penting untuk menekan angka kasus kronis,” terang dr. Ismail.

Seminar ini diselenggarakan atas kerja sama Rumah Sakit Lira Medika, PFNI (Perhimpunan Fisioterapi Nasional Indonesia), serta mendapat dukungan penuh dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kegiatan ini terbuka bagi tenaga medis dan peserta akan mendapatkan SKP (Satuan Kredit Profesi) yang berguna untuk pengembangan karier dan pemenuhan syarat sertifikasi profesi.

“Saya mengajak para tenaga kesehatan untuk tidak melewatkan kesempatan ini. Selain mendapatkan ilmu baru, seminar ini juga menjadi wadah kolaborasi antarprofesi,” ujar dr. Ismail antusias.

Melalui praktik medis, edukasi digital, serta partisipasi dalam seminar dan pelatihan, dr. Ismail Muhammad Baselim terus membangun ekosistem pelayanan saraf yang profesional namun tetap humanis.

Ia meyakini bahwa masyarakat Karawang bisa lebih sehat jika memiliki akses terhadap informasi yang benar dan layanan yang dapat dipercaya.

“Ilmu pengetahuan dan empati adalah kombinasi penting dalam dunia medis. Saya akan terus menyuarakan pentingnya kesadaran akan kesehatan saraf baik di rumah sakit, ruang kelas, maupun ruang digital,” ungkapnya.(nof/ops/sir)

Editor: Lassarus Samosir, SE

Pos terkait