Kota Bekasi, spiritnews.co.id – Ketua Komisi 3 DPRD Kota Bekasi, Komarudin mengaku mendukung segala upaya perusahaan daerah untuk meningkatkan kinerja. Terutama dalam menata ulang desain tata kelola BUMD di sektor minyak dan gas (Migas).
“Datang saja ke dewan kita pasti bantu selama itu untuk perbaikan kinerja BUMD. Saat Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi mengajukan pendirian PT Sinergi Patriot, kita bantu. Karena itu untuk peningkatan kinerja BUMD,” kata pria yang akrab disapa Komar ini kepada spiritnews.co.id, di ruang kerjanya, Kamis (4/4/2019).
Ia juga berharap bilamana diperlukan adanya penyertaan modal, sebaiknya Pemkot Bekasi berani untuk mengusulkan penyertaan modal tersebut.
“DPRD berperan sangat besar di proses optimalisaai BUMD. Terkait pendapatan asli daerah (PAD) dari BUMD bukan juga provit sharing. Namun kemampuan BUMD untuk kontribusi PAD juga sangat diharapkan,” tegasnya.
Komar juga menyinggung terkait penataan BUMD energi agar memiliki efektifitas dan efisiensi kerja ada yang mengusulkan perlunya holding antara hulu dan hilir. Ia meminta terkait hal tersebut tidak ada masalah selama kajian dan perencanaannya matang. Arah dan tujuan holding juga harus jelas agar tidak ada kesalahan dalam menjalankanya.
“Kita lihat regulasinya dulu. Intinya, DPRD mendorong pengembangan arah bisnis BUMD yang sesuai dengan ketentua,” katanya.
Perwakilan Kemendagri yang membidangi Pengembangan BUMD dalam FGD, Bambang Ardianto, mengatakan, regulasi pengelolaan BUMD sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 54 tahun 2017 tentang BUMD.
Dikatakan, jika holding BUMD yang direncanakan harus atas dasar kajian bisnis terlebih dahulu baru kemudian disesuaikan dengan dasar PP 54.
“Holding tadi bentuknya akan seperti apa ? Sesuai Perda dan jenis usahanya apa ? Contoh Sinergi Patriot Bekasi mau menjalankan usaha apa itu di atur dalam perda ? Bentuknya silahkan di sesuaikan Perda. Kalo hanya masuk dalam visi perusaahan tidak perlu Perda. Tapi kalo masuk sebagai anak Perusahaan harus ada Perda dan harus ada ser usaha 70 persen. Dan ini harus di kaji dulu dengan matang menguntungkan atau tidaknya,” kata Bambang.
Dijelaskan, belajar dari BUMD yang saat ini disebut palugada itu banyak yang merugi karena tidak ada kajian matang pada rencana bisnis. Pelaku BUMD dan Pemerintah Kota harus menghitung dengan cermat sesuai prospek bisnis kedepan.
“Karena itu dari APBD jadi harus fokus dan menguntungkan. Emang holding itu bisa lebih efisien tapi harus ada kajian dan perencanaan yang jelas. Jadi mitigasi resiko harus di analisa dengan jelas. Dan BUMD harusnya untung dan di hitung secara rijit karena itu uang rakyat. Penyertaan modal pemda dan mitra, Jenis usaha harus fokus jangan semerawut,” terangnya.
Kabag Ekonomi, Pemkot Bekasi, Nadih, mengatakan, saat ini ada enam BUMD di Kota Bekasi. Sebagian sudah menghasilkan PAD.
Nadih mengatakan, Pemkot Bekasi sudah memiliki anggaran pembinaan menegerial, dan rencana bisnis tahunan agar tata kelola BUMD lebih baik dengan kinerja terbaik. Ia mendukung usulan BUMD untuk melakukan holding perusahaan.
“Prinsipnya Pemkot Bekasi mendukung tapi dalam holding kajianya tapi harus kuat, dari sektor ekonomi dan bisnis. Regulasi juga harus didukung. Contoh sinergi sendiri bertemannya harus sama siapa? Pak dewan juga harus mendukung sesuai PP 54 ? Intinya harus transparan dan susuai aturan,” kata Nadih.
Direktur BUMD Sinergi Patriot Kota Bekasi, Fikri Aziz, mengatakan, pengelolaan BUMD kedepan harus lebih baik.
“Untuk itu perlu tata kelola yang baik. Baik dari sisi aspek bisnis dan legalitas. Berbagai model tata kelola perlu dikaji. Ada banyak opsi agar BUMD bosa bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuannya,” kata Fikri Aziz.
BUMD harus siap untuk menghadapi tantangan bisnis yang makin sulit dan kompleks di masa mendatang. Terutama tantangan pada pada industri 4.0. Jika tidak dipersiapkan dari sekarang BUMD akan semakin ketinggalan.
“FGD yang digelar ini diharapkan bisa memberikan banyak alternatif gagasan dan ide bagaimana tata kelola BUMD yang efektif dan efisien,” ungkapnya.(tim/adv/hms/dprdkotabksi)