Kabupaten Karawang, SpiritNews– Pasar tradisional Cilamaya yang rencana akan di pihak ketigakan oleh Pemerinta Kabupaten (Pemkab) Karawang diduga ada kejanggalan. Pasalnya pemerintah tidak transparan dalam melakukan seleksi pengelola pasar Cilamaya.
Sebelum ada pelaksanaan lelang pemerintah sudah mengantongi nama perusahaan yang akan mengelola pasar Cilamaya yaitu PT BPD. Belum melakukan lelang terbuka, namun Memorandum Of Understanding (MoU) pemerintah dengan PT BPD sudah terjalin. Harusnya ada perbandingan terlebih dahulu, setidaknya ada 3 PT yang masuk mengikuti lelang.
“Ada apa Pemkab Karawang dengan PT BPD? Diduga ada kongkalikong dengan pengusaha itu dalam pengelolaan pasar Cilamaya,” kata Ketua AMPG Karawang, Erwin Permana, Sabtu (29/7/2017) kemarin.
Menurut dia, ada dugaan kejanggalan pengelolaan pasar Cilamaya ini pihaknya menduga adanya kongkalikong, sehingga belum dilelang terbuka sudah ada nama pemenang pengelolaan pasar Cilamaya.
“Jelas itu merugikan pengusaha lain. Siapa tau ada yang lebih siap dan bertangggungjawab dalam pengelolaan pasar. Termasuk pembayaran retribusi pasar lebih konsisten,” ujarnya.
Pasar yang sudah dikerjasamakan dengan pemerintah, yang dia ketahui hampir semuanya bermasalah. Terhitung pasar Cikampek, Rengasdengklok dan Pasar Karawang Baru hingga sekarang tidak jelas.
“Jangan sampai sekarang pun sama nasibnya. Tolong ada keterbukaan dari pemerintah dengan masyarakat,” ujarnya.
Oleh karenanya, Erwin meminta penjelasan dari Tim Koordinasi Kerjasama Daerah (TKKSD) mengenai BOT pasar Cilamaya. Bila dugaan ada kongkoling, ia meminta penegak hukum untuk melakukan pengusutan.
“Kami menduga ada aroma gratifikasi, karena pemerintah tidak transparan dalam menentukan pengusaha yang akan mengelola pasar tradisional tersebut,” tandasnya.
Salah seorang pengusaha yang enggan disebutkan namanya mengaku heran dengan sikap pemerintah yang pilih kasih. Belum lagi bupati cukup sulit untuk dikonfirmasi mengenai munculnya nama PT sebagai pengelola pasar Cilamaya.
“Kami sulit ketemu dengan bupati untuk meminta penjelasan. Tidak seperti pencalonan dulu, mau nya aja mudah ketemu. Setelah jadi susah ketemu saja,” ungkap narasumber yang bisa dipertanggungjawabkan.(sir)