Kendal, SpiritNews-Menteri Ketenagakerjaan RI (Menaker) M. Hanif Dhakiri menyatakan, berbagai inovasi dan kreatifitas masyarakat sangat diperlukan untuk mendorong pembangunan ketenagakerjaan. Namun begitu, berbagai inovasi dan kreatifitas tersebut hendaknya di sesuaikan dengan potensi daerah.
Hal ini disampaikan Hanif saat menjadi pembicara dalan acara Silaturahim Alumni Pondok Pesantren Al Fadlu Wal Fadhilah Kaliwungu, Kendal, Senin (30/4/2018).
Menurutnya, pondok pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan non formal dengan santri yang datang dari berbagai daerah. Oleh karenanya, santri harus membiasakan diri untuk berinovasi dan hidup kreatif. Agar kelak ketika pulang ke daerah asal dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan masyarakat daerah.
“Oleh karenanya, saya juga ingin mendorong kalau santri-santri melakukan inovasi, maka basisnya adalah tempat dimana berada. Di desanya, di kampungnya, itu yang harus diinovasi,” kata Menteri Hanif.
Dikatakan, dunia saat berubah dengan cepat. Salah satunya disebabkan oleh perkembangan teknologi dan informasi.
Menurutnya, inovasi dan kreativitas adalah kunci bagi santri dan masyarakat secara umum untuk bisa bertahan di tengah perkembangan zaman.
“Nah tentu, saya sering sampaikan bahwa dasarnya tetap karakter, dasarnya tetap akhlak, adab,” ujarnya.
Untuk mendorong pengembangan potensi daerah melalui inovasi dan kreativitas tersebut, ia berpesan agar kapasitas santri harus terus ditingkatkan.
“Kehadiran tempat-tempat pelatihan di pesantren juga menjadi penting. Agar santri ini lebih kuat kewirausahaannya, dan bisa membantu masyarakat desa keluar dari kemiskinan,” ucapnya.
Ia berpesan agar pesantren juga mengembangkan lembaga pelatihan vokasi, baik yang dikembangkan secara mandiri maupun dikerja samakan dengan lembaga pelatihan lain.
Secara khusus, lembaga pelatihan, menurut Menaker, lebih mengakomodir kebutuhan akan peningkatan skill dibandingkan lembaga pendidikan formal. Karena, lembaga pelatihan memiliki karakteristik jangka waktu pelatihan yang lebih pendek dibandingkan pendidikan formal.
Dengan begitu, tuntutan akan skill yang fleksibel dan responsif terhadap cepatnya perubahan zaman dapat diakomodir melalui lembaga pelatihan.
“Dan di sini, pelatihan vokasi menjadi penting karena jangka pelatihannya pendek,” paparnya.(rls/SpiritNews)