Banda Aceh, SpiritNews–Selain dikenal sebagai daerah dengan pelaksanaan hukum syariat Islam, Aceh juga dikenal dengan peredaran ganja terbesar di Indonesia.
Kondisi ini membuat Pemerintah Aceh memikirkan solusi bagi para petani ganja agar beralih memproduksi tanaman lainnya.
Wakil Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menyebut, pemerintah bersama BNN sedang mencari cara lain mengurangi oknum masyarakat menanam barang haram tersebut.
Selain melakukan penindakan hukum, pemerintah berusaha mencari solusi mengurangi penanaman batang ganja.
”Kita sudah diskusi dengan BNN termasuk dengan Pak Budi Waseso (Kepala BNN). Kita tidak bisa sekadar melakukan penegakan hukum tapi juga memikirkan, kalau tidak menanam ganja, harus tanam apa yang lebih produktif.
Yang secara keekonomian bisa membantu mantan-mantan petani ganja ini, begitulah kira-kira,” kata Nova usai peringatan Hari Narkotika Internasional di halaman Kantor Gubernur Aceh, Kamis (13/7/2017).
Selama ini, kata Nova, faktor ekonomi merupakan salah satu alasan oknum masyarakat menanam ganja.
Ditambah lagi, adanya pengaruh dari pelaku narkotika nasional dan internasional berakibat pada masih adanya penanam barang haram itu di hutan Aceh.
Nova menilai, pemerintah bersama elemen pemberantasan korupsi terus menekan angka permintaan ganja, sehingga penawaran barang haram itu semakin minim.
Ia menyebut sebagai provinsi yang menerapkan hukum syariat Islam, masyarakat harus ikut membantu memberantas peredaran narkoba.
“Kalau dalam terminologi Islam, narkoba ini menimbulkan kerusakan yang luar biasa di muka bumi. Jangankan di tempat lain, di Aceh sendiri harus semua memerangi narkoba,” ungkap Nova Iriansyah. (SpiritNews/Okezone)