Pemkab Purwakarta Terjunkan Pasukan Ceu Ati Kawal Timbangan Pasar

Kabupaten Purwakarta, spiritnews.co.id – Di Hari Konsumen Nasional, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta memiliki sejumlah pasukan emak – emak yang memiliki tugas memberikan perlindungan kepada konsumen khususnya dalam takaran dan timbangan pembelian.
Pasukan yang diberikan nama “Ceu Ati” memiliki arti Cek Ukuran Akurasi Timbangan, bermottokan cantik yang memiliki 5 arti yaitu Cek tanda tera, Amati timbangan posisinya, Nol atau seimbangkan timbangannya, Timbang ulang apabila belum yakin dan Kunjungi juru timbang yang ada di pasar – pasar.
“Komunitas emak – emak yang peduli timbangan kan kalau urusan belanja apalagi di pasar kan kaum emak itu cukup teliti,” kata Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika, di sela launching Relawan Ceu Ati di Bale Sawala Yudhistira Purwakarta, Senin (15/7/2019).
Dikatakan, dengan adanya pasukan khusus ini, diharapkan kecurangan tidak ada lagi sehingga masyarakat yang berbelanja merasa aman serta terlindungi.
“Ini bentuk kepedulian dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat, minimal menekan kecurangan timbangan,” ujar Anne.
Dalam peran dan tugasnya, kata Anne, relawan Ceu Ati ini akan mensosialisasikan serta memberikan pemahaman kepada masyarakat yang akan berbelanja, termasuk kepada para pedagang di pasar.
“Nah si emak-emak (Ceu Ati) ini mengimbau kepada konsumen-konsumen di pasar agar teliti dulu sebelum membeli dilihat dulu ada tidak tanda tera timbangannya,” ujarnya.
Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian Purwakarta, Karliati Djuanda, mengatakan, relawan Ceu Ati ini dibentuk untuk mengkampanyekan pentingnya timbangan yang pas. Pasukan ini akan disebar di seluruh pasar di Purwakarta. Saat ini pasar yang sudah memiliki relawan ini adalah Pasar Leuwipanjang.
“Mereka nanti akan mengkampanyekan peduli timbangan. Untuk pedagang kita juga sudah berikan sosialisasi, termasuk siapkan juru ukur termasuk reparasi alat timbang,” jelasnya.
Adapun untuk pasukan emak – emak yang bertugas, kata Karliati, sebagian besar relawan tersebut dari para kaum ibu sendiri termasuk ibu – ibu majelis taklim, aktifis lingkungan hingga aktifis posyandu.
“Emak-emak kan sensitifitas ini nya tinggi terutama urusan belanja, Karena yang sering belanja ke pasar mayoritas emak-emak. Kita gagas dari ide itu,” ungkapnya.(rls/sir)