Kabupaten Cirebon, SpiritNews-Perajin tahu di Desa Jagapura Lor, Kecamatan Gegesik, Cirebon mengeluh karena melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar membuat harga kedelai dipasaran naik menjadi Rp8.000 perkilogram.
Padahal 2 pekan lalu harga kedelai masih dijual dengan harga Rp7.000 perkilogram.
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar berdampak pada komoditi impor salahsatunya adalah kedelai.
Akibat tingginya harga kedelai sejumlah perajin tahu di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat terpaksa memperkecil ukuran tahu dan mengurangi jumlah produksi mereka yang dijual kepasaran.
Untuk mengurangi biaya produksi, para perajin tahu memilih memperkecil ukuran tahu. Mereka juga tidak berani menaikan harga jual karena takut kehilangan pelanggan. “Harga jual masih sama hanya ukurannya saja yang lebih kecil,” kata Slamet perajin tahu di Desa Jagapura Lor, Kamis (10/5/2018).
Sebelumnya perajin tahu ini biasanya mampu menghabiskan kedelai sebanyak 3 hingga 4 kwintal, namun sekarang hanya mampu 2 kwintal perhari. Bahkan pengrajin tahu khawatir jika nilai tukar rupiah terus melemah akan mengancam usaha mereka.
Perajin tahu berharap pemerintah agar menstabilkan kembali harga kedelai yang kian melambung tinggi agar mereka tetap memproduksi tahu untuk dikirim kesejumlah pasar tradisional Cirebon. Apalagi jelang datangnya bulan puasa, tahu merupakan kebutuhan pokok untuk berbuka dan sahur nanti.
(SpiritNews)