Kabupaten Bandung Barat, SpiritNews-Untuk menarik minat generasi muda dalam pertanian, Kelompok Tani Budi Rahayu Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat telah mengembangkan teknologi pertanian berbasis komputer yang disebut Smart Farming System. Smart Farming System ini adalah sebutan teknologi yang saat ini dikembangkan oleh sekolompok para petani desa Cibodas yang visioner.
Petani yang dulu identik dengan “gagap teknologi (gaptek)”, akan tetapi, dengan terobosan Smart Farming System petani membuktikan, bahwa teknologi modern dapat dikembangkan dalam sistem pertanian.
Ketua Kelompok Tani Budi Rahayu, Dedi Hermawan mengatakan, sejak perintisan dua tahun lalu, akhirnya ditemukan teknologi pertanian berbasis komputer, yang dapat memberikan kemudahan terhadap para petani dalam mengelola pertaniannya. “Kelebihan dari alat ini adalah penekanan terhadap biaya produksi pertanian, ini akan menekan biaya setengah kerja, dapat menghemat air,” kata Dedi, Jumat (2/6/2017).
Selain itu, kata Dedi, alat ini akan dilengkapi aplikasi nutrisi untuk tumbuhan. Bahkan, dapat mengontrol temperatur suhu udara, sehingga suhu dapat terus distabilkan, juga dapat mengontrol hama dan rekaman data yang dihasilkan akan bermanfaat untuk menganalisa dan perencaaan tahun berikutnya.
Dikatakan, melalui teknologi itu, dapat membuat kabut otomatis, yang berfungsi untuk menekan perkembangbiakan hama. “Setelah dianalisa, dalam per seribu meter persegi dapat menghemat biaya produksi sampai dengan 39 persen,” ujarnya.
Bahkan dengan teknologi tersebut, jelas Dedi, bahwa akan menekan jumlah residu pada hasil pertanian yang menggunakan Smart Farming System. “Dalam mepersiapkan pangan, selain visual bagus tentu residunya harus aman. Untuk residu aman mustahil tanpa menggunakan teknologi,” jelasnya.
“Semoga alat ini dapat mempermudah dan mempermurah sehingga apa yang kita produksi menjadi bersaing dalam harga, kualitas kontinuitas,” sambungnya.
Bupati Bandung Barat, Abubakar saat mengunjungi Kelompok Tani Budi Rahayu ini, mengatakan, sebagai salah satu inovasi yang dapat menjawab tantangan perkembangan pertanian di Bandung Barat adalah teknologi Smart Farming Sytem tersebut.
Karena minimnya minat bertani para pemuda, dan juga kurangnya lahan pertanian produktif akan mempengaruhi produksi pertanian kedepanya. Akan tetapi, kata Abubakar, dengan teknologi itu, petani tidak harus bertani konvensional dengan lahan yang luas.
“Dulu kan, pertanian diidentikan secara konvesnsional, lahan luas, tenaga kerja banyak, akan tetapi dengan teknologi ini tumbuhan bisa disetting dengan sistem,” katanya.
Dengan teknologi, Abubakar berharap generasi muda akan tertarik dengan pertanian. “Ini akan disosialisasikan terhadap petani di Bandung Barat,” ungkapnya.(gus)