Kabupaten Aceh Tengah, SpiritNews– Eksportir Kopi Arabika Gayo sangat mengharapkan kewenangan penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) dapat dilakukan di Takengon Kabupaten Aceh Tengah.
“Selama ini kami harus mengurus SKA di Banda Aceh, kondisi ini membutuhkan waktu serta biaya tambahan yang membebani biaya produksi,” ungkap seorang eksportir Kopi Gayo, Rizwan Husen menanggapi urgensi perlunya SKA diterbitkan di Takengon, Kamis, 10 Agustus 2017.
Menurutnya, pengurusan SKA selama ini membutuhkan waktu setidaknya satu minggu, belum lagi ada resiko kehilangan dokumen yang dititip melalui jasa kurir.
Rizwan mengetahui, sejauh ini Pemkab Aceh Tengah telah berupaya untuk menyakinkan Pemerintah agar SKA dapat diterbitkan di Takengon.
Upaya tersebut mulai tampak titik terang dengan dilakukannya survey oleh pihak Kementerian Perdagangan RI, dalam hal ini Kadubdit Ketentuan Asal Barang Direktorat Perdagangan Luar Negeri, Bayu Setiawan dan tim.
Tim survey tersebut sudah melakukan pertemuan dengan Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin yang didampingi Asisten II Setdakab Aceh Tengah, Amir Hamzah dan Kadisprindag Aceh Tengah, Syukuruddin pada Rabu (9/8/2017) di Takengon.
“Jika SKA dapat diterbitkan di Takengon dapat memotong mata rantai ekspor, mengingat mayoritas produksi Kopi Gayo di ekspor keluar negeri,” kata Rizwan.
Sementara Eksportir Kopi Gayo yang lain, Iwanitosa Putra mengatakan, masih ada beberapa langkah lagi setelah SKA untuk lebih memperlancar ekspor Kopi, yaitu hadirnya UPTD Balai Karantina dan UPTD Balai Sertifikasi Mutu Barang di Takengon Aceh Tengah.
“Kita sudah jajaki dengan dukungan Pemkab Aceh Tengah sangat dimungkinkan dibentuknya UPTD Balai Karantina dan UPTD Balai Sertifikasi Mutu Barang,” ujar Iwanitosa.
Bila kedua balai yang disebutkan Iwanitosa tersebut dapat terwujud maka cita-cita pelabuhan darat (Dry Port) untuk ekspor kopi Arabika Gayo juga dapat menjadi realita dan sudah pasti semakin pendeknya mata rantai produksi, diharap berdampak positif bagi bagi perekonomian masyarakat setempat yang mayoritas menggeluti komoditi kopi.(mah)