Kota Langsa, SpiritNews-Dandim 0104 Aceh Timur, Letkol Inf Amril Haris Isya Siregar menghadiri Panen Demplot Padi Sawah dengan Tekhnologi Emas Hitam di Lahan Petani Rini warga Desa Simpang Lhee, Kecamatan Manyak Payed, Kabupaten Aceh Tamiang, Sabtu (7/10/2017).
Pertanian padi ini merupakan kerjasama Kodim 0104 Aceh Timur dengan LP3TIDI menggunakan Tekhnologi Emas Hitam berupa Biochar Biopro penggagas Dr. Ir. Ishenny Mohd Noor, Ketua ICH-LP3TIDI Aceh.
Kegiatan ini dijulukai Emas Hitam berbahan baku sampah (selain besi dan kaca) yang diolah oleh Kampus Hijau jalan Profesor Majid Ibrahim Desa Seurigit Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa mengasilkan Biochar Biopro yang merupakan Pupuk Karbon Organik Penyubur Tanaman, Briqet Biopro atau Briqet sejenis Parapin.
Ishenny, mengatakan, keunggulan Biochar Biopro dalam bertani padi dapat menghasilkan panen lebih cepat dan berlimpah sama hal pakai pupuk Zat Kimia, pupuk Zat Kimia mahal harganya kemudian pakai Zat Kimia terus menerus dapat merusak kultur tanah karena kelebihan zat asam membuat sumber Oksigen tanah berkurang sehingga mengganggu pertumbuhan padi.
“Buruknya proses kerja Zat Kimia hingga ke dalam padi, padi digiling menjadi beras dan beras dikonsumsi manusia, Zat Kimia pun masuk kedalam tubuh sehingga terkontaminasi dengan kesehatan manusia akibat pengaruh Zat Kimia yang masuk kedalam tubuh,” kata Ishenny.
Dikatakan, dengan menggunakan Biochar Biopro tanah lebih jadi stabil kandungan asamnya sehingga sumber Oksigen cukup dalam tanah tanpa ganggu pertumbuhan padi, untuk digunakan secara terus menerus pun tidak berpengaruh pada perubahan kultur tanah.
Petani hanya membutuhkan biaya untuk pupuk Rp 250 ribu per hektar (50 botol Biochar Biopro @ 5 ribu rupiah). “Bersama Emas Hitam Rakyat Sehat Petani Sejahtera,” jelasnya.
Dandim 0104 Aceh Timur, Letkol Inf Amril Haris Isya Siregar, mengatakan, taraf hidup petani harus makin hari makin meningkat, penemuan Teknologi Emas Hitam menjadikan hasil panen petani meningkat dan petani bisa menanam kapan saja tidak harus menunggu musim hujan karena terdapat karbon yang mampu menyimpan kandungan air sehingga tanah tetap lembab.
“Ini sangat menguntungkan petani tidak selalu mengisi air di sawahnya. Kedepan petani bisa hidup lebih hemat sehingga tercapai kehidupan petani yang lebih makmur dan sejahtera,” kata Amril.(mah)