Kota Bekasi, SpiritNews– Pilkada serentak akan dilangsungkan pada Juni mendatang diselenggarakan di 17 provinsi, 39 kota dan 115 kabupaten. Kota Bekasi termasuk wilayah yang akan diberlangsungkan Pilkada Serentak. Semua berbenah, merancang strategi dan mempropagandakan pilihannya.
Segala cara dilakukan, mulai dari kampanye melalui media massa hingga di media online. Melibatkan pejabat tinggi daerah sampai kepada masyarakat akar rumput yang tidak tahu apa-apa. Praktis, semua demi kepentingan. Entah mendapat jatah atau tidak, kampanye dengan menghalalkan segala cara merupakan kewajiban yang mesti dituntaskan.
Apa lagi beradar saat ini Video kampanye Bakal Calon Walikota Bekasi, Nur SUpriyanto didalam lingkungan Universitas Islam “45” (Unisma) Bekasi, salah satu lembaga pendidikan yang ada di Bumi Patriot. Telah tersebar di media sosial terkait keterlibatannya dalam perhelatan pesta demokrasi lima tahunan itu.
“Kita sangat menyayangkan beredarnya video kampanye politik didalam kampus, hal itu kan sama saja Bakal Calon Walikota Bekasi Nur sudah mencuri star, belum waktunya sudah berkampanye melalui Video itu juga, sama saja merupakan pembodohan kepada para pendidik dan mahasiswa,” ungkap salah satu Dosen Olahraga Unisma Bekasi, Drs. Ade Ruqbi, MM saat dikonfirmasi SpiritNews, Kamis (7/2/2018).
Lebih jelas kata Ade, hal tersebut sama saja dengan mengkotak-kotakan dikalanagan dunia pendidikan yang ada didalam kampus. Menurutnya, sebagai Dosen baiknya cukup sebagai pengamat pilkada saja. Karena fungsi seorang dosen itu haruslah netral dan fokus mengurus akademi saja. Bukan keluar dari ring, namun Jika diluar ring kampus , ya silahkan saja hak masing-masing. Mana kala sudah masuk di dalam wilayah kampus Unisma, kita semua milik partai bersama ,milik semua golongan dan kandidat. Apa lagi dinamika di kampus itu kan beragam .
“ Intinya, secara pribadi sebagai dosen dan alumni Unisma Bekasi, saya terkejut dan sangat kecewa kampus dijadikan alat kampanye untuk kepentingan pilkada dengan logo OK SIIP,“. ucapnya.
Harapannya cukup sampai disini saja tidak berkelanjutan, karena ini merupakan pembodohan adanya dukung-mendukung didalam kampus.
“Sementara saya sebagai Alumni Unisma juga sangat keberatan dan menentang adanya kampanye Pilkada didalam kampus. Saya tidak menyalahkan pada mahasiswanya dalam hal ini, hanya menghimbau STOP tidak ikutan berlajut yang sifatnya kampanye didalam kampus,” jelasnya.
Dan khususnya para oknum yang masuk kedalam kampus itu pembodohan buat kalangan kampus, karena semuanya sudah sangat mengerti . karena sudah ada statmen dari Forum Rektor bahwa kampus tidak bisa buat ajang kampanye.
“Bapak Nur Supriyanto adalah mantan Dosen Unisma Bekasi, namun sejak maju menjadi Anggota DPR RI Jawa Barat, berhenti. Dan beliau juga mengajar tidak lama, besarnya Unisma saat ini juga dia tidak termasuk ikut andil. Makanya saya sangat kecewa banget, Bapak Nur tiba- tiba menyebar Video kampanye di dalam kampus,” bebernya.
Ade yang mewakili Dosen Unisma bekasi juga berpesan pada Bapak Nur Suproyanto, bahkan memohon , diwilayah Kampus dan jangan dijadikan ajang Kampanye hanya untuk kepentingan pribadi dalam ajang Pilkada Kota Bekasi 2018 ini .
“ Apa lagi saya merasa dirugikan, hanya beliu dulu pernah mengajar, trus keluar sebagai Dosen, dan sekarang tiba- tiba datang lagi ke wilayah kampus seakan-kan memanfaatkan dan membodohi lingkungan kampus Unisma dengan berkampanye, kita seolah-olah tidak dihargai,” bebernya .
Pendidikan yang mestinya haram bersentuhan secara langsung dengan politik praktis, kini seolah-olah diarahkan untuk kepentingan salah satu pasang calon di Pilkada Kota Bekasi .
Hal tersebut tentu menjadi persoalan serius. Sebab mulai dari dosen, staf, karyawan, hingga mahasiswa dilibatkan dalam berkampanye dan meneriakkan OKSiip. saya melihat beberapa orang, termasuk salah satu staf yang bekerja di Direktorat yang ada di Kampus Unisma Bekasi, mengenakan kaus bertuliskan OK Siip. Lucu. Barangkali ada yang mesti dikorek dari otak orang-orang yang melibatkan Unisma Bekasi untuk kampanye.(sam)