Kabupaten Karawang, SpiritNews-Kepala Dinas Pangan Karawang, Ir. Kadarisman menduga kenaikan harga telur dan daging ayam selama beberapa pekan ke belakang, terjadi akibat pasokan minim yang disebabkan banyaknya ayam petelur dan pedaging yang mati karena terkena penyakit.
Hal tersebut menyebabkan peternak lokal merugi, sementara jumlah pesanan terus meningkat usai lebaran. “Pasokan lokal juga tidak bisa menutupi kebutuhan pasar yang cukup tinggi,” katanya.
Selain itu, ada sejumlah kemungkinan yang menyebabkan harga telur dan daging ayam meroket. Salah satunya kondisi cuaca ekstrem belakangan ini. “Mahalnya harga pakan juga diprediksi menjadi penyebab kenaikan tersebut, karena harga dolar juga naik,” kata Kadarisman.
Sementara itu, sejumlah masyarakat di Karawang memilih membeli telur pecah sebagai alternatif ketika harga telur tinggi. Selain harganya lebih ekonomis, tak semua orang mau membeli telur pecah.
“Saya jual Rp 1.000 tiap butir. Tapi itu pas mahal kaya kemaren, banyak orang yang nanyain (telur pecah, red),” ujar Rafli (29), salah satu pedagang di Pasar Johar kepada SpiritNews, Selasa (24/7/2018).
Eneng (45), salah seorang pembeli mengaku sengaja memilih untuk membeli telur pecah, karena harganya lebih murah. Ia membeli telur untuk kebutuhan membuat kue dan makan sehari-hari. “Rumah saya dekat, jadi tidak khawatir kalau telurnya tambah pecah,” katanya.(art)