Kabupaten Karawang, SpiritNews-Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Karawang, Sukur Mulyono mendesak agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang mengurangi program-program yang tidak bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Ia menyoal banyaknya gedung sekolah dan tempat ibadah yang rusak di Kabupaten Karawang, sementara perhatian dari pemerintah daerah sangat minim. Terlebih lagi, banyak program pembangunan di era kepemimpinan Bupati Cellica Nurrachadiana dan Wakil Bupati (Wabup) Ahmad “Jimmy” Zamakhsyari justru tidak diperlukan masyarakat.
“Kurangi proyek-proyek yang tidak berhubungan langsung dengan masyarakat. Fokuskan pada pembangunan sekolah dan sarana ibadah yang hampir tidak layak huni,” ujar Mulyono kepada SpiritNews, Rabu (5/9/2018).
Baca Juga: Sembilan Bulan Siswa Dibiarkan Belajar di Bawah Pohon
Terkait hal itu, Wabup Jimmy mengakui saat ini banyak informasi sekolah rusak dan siswa yang belajar lesehan bermunculan di media sosial (Medsos) salah satunya facebook. Bahkan menjadi bahan pemberitaan sejumlah media lokal dan nasional.
Menurutnya, memang sepanjang tahun 2017 tidak ada pos dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Karawang yang dialokasikan untuk perbaikan sekolah rusak. “Ini saya sampaikan, bahwa tahun lalu pemkab tidak mengalokasikan anggaran untuk perbaikan sekolah,” katanya.
Dijelaskan, Pemkab Karawang hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah pusat dan provinsi untuk melakukan perbaikan sekolah rusak. Kondisi itu diakuinya sangat memprihatinkan, karena di tengah tidak ada anggaran perbaikan sekolah pada tahun itu, para pejabat dan anggota legislatif tidak mengurangi anggaran kunjungan kerja (Kunker) ke luar daerah.
“Itu jelas memprihatinkan. Karena itulah hingga tahun ini masih banyak sekolah rusak di Karawang. Seharusnya, setiap tahun ada alokasi anggaran untuk perbaikan sekolah,” kata Jimmy.
Berita Lain: Potret Buram Pendidikan di Karawang: Siswa Belajar di Lantai, Dua Ruang Kelas Nyaris Ambruk
Setelah didesak pada akhir tahun 2017 lalu, tahun ini teralokasikan anggaran perbaikan sekolah rusak di Karawang yang mencapai puluhan miliar. “Untuk siswa yang dikabarkan belajar di lantai karena tidak ada meja dan kursi, sebetulnya itu sudah terselesaikan dengan bantuan KIIC. Tapi bantuan itu tidak disambut oleh dinas pendidikan,” kata Jimmy.
Diketahui, dari data Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Karawang, sedikitnya terdapat 703 ruang kelas yang rusak berat dan 575 ruang kelas yang rusak ringan, tersebar di ratusan sekolah SD dan SMK di Kabupaten Karawang.(moy)