Kabupaten Subang, SpiritNews-Ikan mas raja dan super “Mustika” dipastikan tahan infeksi KHV, serta merupakan bibit unggulan yang bisa tumbuh cepat. Hasil inovasi riset pemuliaan di Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi, ikan mas Mustika merupakan hasil metode seleksi famili dan marka molekuler MHC II melalui uji tantang.
Salah seorang pengembang ikan mas Mustika, Suharyanto mengatakan, pembentukan populasi ikan mas tersebut dilakukan melalui seleksi pada karakter ketahanan terhadap KHV menggunakan marka molekuler MHC II spesifik pada alel Cyca-DAB1 05, dan hasil identifikasi marka MHC II menunjukkan bahwa persentase individu ikan mas tahan KHV yang membawa marka MHC II meningkat dari populasi tetua hingga turunan ketiga.
“Pada generasi tetua, persentase MHC II sebesar 60,00 persen. Hal ini meningkat pada turunan F0 sebesar 85,70 persen, pada F1 sebesar 93,30 persen, pada F2 sebesar 86,25 persen, dan kemudian pada turunan F3 persentase MHC II sudah mencapai 100,00 persen,” ujarnya kepada SpiritNews, Kamis (21/11/2018).
Dijelaskan, seleksi dilakukan dari tahun 2010 hingga 2015. Dengan respons seleksi kumulatif sebagai indikator keberhasilan program pemuliaan ketahanan penyakit KHV, menunjukkan peningkatan performa ketahanan KHV berdasarkan sintasan hasil uji tantang yang diperoleh, yakni sebesar 68,12 persen dan populasi dasar yang digunakan pada kegiatan seleksi dibentuk dari populasi ikan mas Rajadanu koleksi BRPI Sukamandi.
Baca Juga: Bibit Singkong Unggul Hasil Penelitian LIPI Bisa Bantu Masyarakat Subang Bangun Perekonomian
Hasil pengujian keragaan pertumbuhan pada uji lapang, uji multilokasi dan multisistem, menunjukkan bahwa pertumbuhan dan tingkat ketahanan terhadap penyakit KHV ikan mas Mustika lebih tinggi dari pada ikan mas yang berasal dari UPR lokal berdasarkan hasil pengujian benih ikan mas mustika di Cirata (Cianjur), Jatiluhur (Purwakarta), Darma (Kuningan), Sukamandi (Subang) dan Cijambe (Subang).
“Pada pemeliharaan fase pembesaran, didapatkan data daya tahan terhadap infeksi KHV tinggi SR uji tantang 98,89 persen, pertumbuhan relatif cepat SGR 3,01-3,62 persen bobot hari, dan efisiensi pakan tinggi FCR 1,24-2,38, produktivitas pembesaran lebih tinggi 5-67 persen, dan toleransi terhadap cekaman lingkungan tinggi, serta proporsi daging 21 persen lebih tinggi dibandingkan dengan ikan mas asal UPR masyarakat,” katanya.
Diungkapkan, hasil pengujian keragaan toleransi terhadap infeksi bakteri aeromonas hydrophilla pada dosis LD50 3,9×108 CFU mL, menunjukkan bahwa benih ikan mas Mustika memiliki ketahanan yang lebih tinggi, mortalitas 19 persen pada jam ke-24 dan sintasan 29 persen pada jam ke-168. Dibandingkan ikan mas dari UPR, mortalitas 39 persen pada jam ke-24 dan sintasan 27 persen pada jam ke-168.
Berita Lain: Manfaatkan Pekarangan untuk Pemenuhan Gizi Keluarga
Dampak dari testimoni tersebut berakibat pada meningkatnya permintaan kebutuhan calon induk dan larva benih mas Mustika, terutama institusi dinas terkait maupun para UPR pembenih yang ada di sentra-sentra budidaya ikan mas di Cianjur, Ciamis, Pasaman dan Lombok.
“Diharapkan dengan terbentuknya strain baru ikan mas Mustika, dapat meningkatkan produktifitas budidaya ikan mas secara nasional, sekaligus dapat meningkatkan keuntungan dan kesejahteraan para pembudidaya maupupun pengusaha industri yang menggunakan bahan baku ikan,” ujar Suharyanto.(bus)