Kabupaten Aceh Utara, SpiritNews-Wilayah pesisir Desa Kuala Keureutoe, Kecamatan Lapang, yang berhadapan langsung dengan Selat Malaka, terus terkikis abrasi dan kondisinya semakin parah.
Masyarakat berharap pemerintah segera merealisasi pembangunan batu pemecah ombak, mereka khawatir jika abrasi terus menerus terjadi desa tersebut hanya tinggal nama.
Tokoh masyarakat setempat, Abu Lapang mengatakan, dirinya mewakili masyarakat sudah beberapa kali mengusulkan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Utara bahkan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh. “Beberapa kali sudah dilayangkan, namun belum ada respon,” katanya kepada SpiritNews, Kamis (27/12/2018).
Dikatakan, sebelumnya upaya penanganan abrasi telah dilakukan pemerintah, tetapi perlu pembangunan lanjutan di sebelahnya. Dari 2000 meter panjang pantai yang mengalami abrasi, namun yang perlu mendapat penanganan cukup mendesak sepanjang 300 meter.
Baca Juga: Warga Desa Mon Jambe, Aceh Dihantui Abrasi
“Sementara bangun dulu 300 meter dari total 2000 meter yang harus dibangun batu pemecah ombak,” kata Abu yang juga merupakan calon anggota legislatif (Caleg) Partai Aceh di Daerah Pemilihan (Dapil) 5 Aceh Utara.
Diketahui, Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Utara dari Fraksi Partai Aceh, Mawardi didampingi Muspika setempat telah meninjau langsung salah satu titik terparah abrasi, Rabu (26/12/2018) kemarin.
Untuk itu, Abu berharap pemerintah segera mengambil sikap dan menampung aspirasi warga, untuk dapat membuat perencaan dalam menanggulangi abrasi tersebut.
Berita Lain: Pengembangan Ekowisata Mangrove Jadi Alternatif Solusi Penangan Abrasi di Wilayah Pesisir
“Untuk Gampong (Desa) Kuala Keureutoe, masyarakatnya nelayan dan petani. Saat kondisi abrasi pasang purnama menerjang areal persawahan, masyarakat tidak bisa turun ke sawah untuk menanam padi hingga gagal panen,” tukasnya.(mah)