Kabupaten Bireuen, SpiritNews–Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah optimis Pasar Hewan Gandapura dapat dijadikan sebagai pasar hewan percontohan yang nantinya akan diadopsi oleh daerah lain. Hal ini sesuai dengan data Dinas Peternakan, dimana potensi dana yang berputar di pasar ternak terbesar di Bireuen tersebut mencapai Rp 2 miliar setiap minggunya.
“Tahun depan harus dibenahi, rumah atau bangsal ternak juga harus dibuat lebih bagus. Kalau bisa Pasar Ternak Gandapura kita jadikan sebagai pasar ternak percontohan yang akan kita adopsi ke seluruh Aceh,” ujarnya kepada SpiritNews, Rabu (2/1/2019).
“Untuk pemerataan ke daerah lain, kita imbau para peternaknya untuk meningkatkan produksinya. Maka akan kita bangun pasar seperti di Bireuen ini. Hari ini kita sepakat untuk menjadikan Pasar Ternak Gandapura sebagai pasar ternak percontohan. Berbagai fasilitasnya pendukungnya tentu akan kita lengkapi,” sambung Nova.
Dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Bireuen, Plt Gubernur juga mendatangi UPTD Ingkubator Kesehatan Hewan di Saree. Di lokasi ini, ia sempat meninjau lokasi peternakan ayam petelur, bangsal sapi, dan dapur biogas yang diolah dari kotoran sapi. Dalam waktu dekat, UPTD ini akan berubah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
“Tidak lama lagi sudah keluar izin menjadi BLUD. Nantinya fasilitas ini bisa mandiri dan tentu saja menyumbang Pendapatan Asli Aceh,” jelasnya.
Baca Juga: Kabupaten Badung Ingin Belajar Budidaya Ikan dan Peternakan ke Subang
Plt Gubernur mengaku optimis dan puas dengan kerja Dinas Peternakan. Ia mengimbau agar Dinas Peternakan dapat terus meningkatkan kualitas perawatan sapi dan meningkatkan kualitas manajemen pengelolaannya.
“Tidak lama lagi fasilitas ini akan menjadi BLUD. Oleh karena itu, harus dikelola secara profesional agar mampu menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) untuk rakyat Aceh, dan mungkin bisa dibangun di kabupaten lain. Saat ini kita sudah harus berfikir, apalagi inovasi yang akan kita ciptakan di masa mendatang,” ujarnya.
Nova juga meninjau lokasi peternakan ayam petelur, ia menyampaikan besarnya konsumsi telur masyarakat Aceh. Namun sebahagian besar masih berasal dari Provinsi Sumatera Utara. “Setiap tahunnya, kebutuhan telur masyarakat Aceh hampir menyentuh angka Rp 1 triliun. Saya mengimbau pihak swasta dan dinas terkait, apalagi setelah terbentuknya BLUD, nanti bisa mengurangi pasokan dari provinsi tetangga,” katanya.
“Jika 30 persen saja kebutuhan telur tersebut bisa kita penuhi sendiri, maka sudah mampu mengurangi capital flow sebesar Rp 300 miliar,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Aceh, Rahmad menjelaskan, bahwa setiap akhir pekan sebanyak 125 pedagang dari Aceh dan provinsi tetangga beraktifitas di Pasar Ternak Gandapura. “Tahun 2018, Pasar Ternak Gandapura berhasil memberikan sumbangan PAD sebesar Rp 200 juta dari ternak besar seperti sapi dan sejenisnya, dan Rp 95 juta per tahun dari jenis hewan kambing,” ujarnya.
Berita Lain: Peternakan di Purwakarta Dicanangkan sebagai Pusat Energi Biogas
Ia juga mengungkapkan, tahun 2018 peternakan ayam petelur Saree telah mampu menyumbang PAD sebesar Rp 9,2 miliar. “Padahal target kita hanya sebesar Rp 4,5 miliar,” ungkap Rahmad.(mah)