Banda Aceh, spiritnews.co.id – Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengatakan, pembangunan Aceh harus dilakukan dengan investasi dan kekuatan sendiri.
“Artinya, pengembangan dunia usaha yang dijalankan masyarakat Aceh harus dikedepankan sehingga investasi skala mikro, kecil dan menengah bisa berkembang di Aceh. Bukan investasi miliaran dolar yang menggantung di langit. Mana penanaman modal asing yang sudah berjalan di Aceh? “, kata Nova saat meresmikan Kantor Pusat Bank Pengkreditan Rakyat (BPR) Mustaqim Sukamakmur, di Banda Aceh, Selasa (5/02/2018).
Baca Juga : OJK Rilis Pertumbuhan Kredit Perbankan 8,71 Persen Hingga Mei 2017
Ia berharap perbankan di Aceh apalagi milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh seperti BPR Mustaqim harus menjadi tulang punggung untuk membesarkan usaha rakyat skalanya mikro, kecil dan menengah.
“Jangan keluar dari wilayah pembiayaan keuangan skala mikro, kecil dan menengah. BPR Mustaqim adalah tulang punggung dunia usaha dan bisnis di Aceh,” kata Nova.
Tanpa jasa keuangan, kata Nova, pengusaha sekecil apa pun akan sulit untuk bangkit. Karenanya, dukungan keuangan dari perbankan menjadi syarat mutlak. Perbankan harus selalu menjadi pendamping bagi pengusaha kita untuk memulai investasi dengan kekuatan sendiri.
Berita Terkait : Menaker Minta Dunia Usaha Bantu Perkembangan UMKM di Indonesia
Dikatakan, BPR Mustaqim Sukamakmur sejajar dengan bank lain yang sudah mapan. Tidak ada alasan, untuk merasa lebih kecil. Dalam waktu dekat, setidaknya BPR Mustaqim bisa sama dan sejajar dengan Bank Aceh Syariah. Untuk mencapai langkah itu, BPR Mustaqim disebut akan mengikuti langkah Bank Aceh yaitu menjadi perbankan syariah.
“Yang berprestasi mendapat award. Jika tidak pastinya tidak mendapat apresiasi. Promosi pasti bagi yang berprestasi. Dengan wujud yang kecil, BPR Mustaqim ini kita harap bisa muncul seperti raksasa. Kami mengandalkan bank Aceh dan BPR Mustaqim untuk mengembangkan interpretersip di Aceh. Kembangkan dunia usaha yang dilakukan oleh putra-putri Aceh,” ujarnya.
Komisaris BPR Mustaqim, Azhari, mengatakan, BPR Mustaqim merupakan salah satu perusahaan daerah yang modalnya 100 persen milik Pemprov Aceh. Sampai saat ini, BPR terbesar di Aceh itu mempunyai aset Rp 158 miliar. Selain itu, bank tersebut hingga hari ini mempunyai 24 jaringan kantor. Satu di antaranya merupakan kantor pusat non operasional dan satu kantor operasional. Sementara 8 kantor kas serta 14 kantor cabang yang salah satunya berada di Lampuyang Pulo Aceh.
“Dengan adanya kantor pusat ini bisa menjadi spirit bagi karyawan dan manajemen bank untuk memberikan kontribusi terbaik dalam memberikan pelayanan lebih luas untuk memberikan dukungan pembiayaan bagi masyarakat khususnya masyarakat kecil dan menengah,” kata Azhari.(mah)