Saluran Irigasi Dangkal, Ratusan Hektare Sawah Terancam Gagal Panen

  • Whatsapp
spiritnewd.co.id
Areal persawahan di Desa Cot U Sibak, Kecamatan Lhoksukon kekeringan, petani mulai was-was karena terancam gagal panen

Kabupaten Aceh Utara, spiritnews.co.id – Petani di Desa Cot U Sibak, Kecamatan Lhoksukon, mengharapkan adanya normalisasi saluran irigasi Langkahan, yang kondisinya dangkal dan menyempit, termasuk pintu pengatur debit air rusak parah.

Kerusakan pintu pembuka dan penutup saluran air irigasi untuk mengatur debit sudah disampaikan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Utara namun sampai saat ini belum direspon.

Bacaan Lainnya

Baca Juga : Kepala Desa Diminta Benahi Wilayah, Bidang Pertanian Jangan Diabaikan

“Akibat pendangkalan dan sempitnya saluran irigasi mengakibatkan debit air yang dialirkan ke areal persawahan tidak maksimal. Ini yang membuat para petani di lima desa kesulitan mendapatkan air untuk mengaliri sawahnya,” kata Keujruen Blang,  Abdul Wahab kepada wartawan, Minggu (24/02/2019).

Ke lima desa tersebut, yakni Desa Mata U,  Buket Seuntang, Blang Aman,  Cot U Sibak dan Reudeup sangat penting saluran irigasi Langkahan untuk mengalirkan debit air menuju persawahan petani.

Berita Terkait : Saran Strategis KEIN Diharapkan Dongkrak Pengembangan Industri Pertanian di Aceh Utara

Menurut Abdul, kondisi pintu saluran rusak total. Lempengan besi dan bantalan untuk pengatur pembuka dan penutup jalannya air yang akan dialirkan kesawah sawah sudah tidak ada akibat keropos dan hilang, sehingga air dari irigasi langsung mengalir ke sawah.

“Jika saluran irigasi itu berfungsi dengan baik mampu mengairi sawah petani seluas 400 hektar. Dan ratusan petani bisa menanam padi tepat waktu,” katanya.

Dikatakan, kondisi tersebut sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu. Tidak ada perhatian pemerintah terkait kondisi dan fungsi saluran air itu.

“Untuk tetap bisa melakukan penanaman, para petani akhirnya menggunakan pompa air untuk mengambil air di saluran irigasi atau embung yang masih menyisakan sedikit air,” jelasnya.

Jamaluddin, petani Desa Cot U Sibak, mengatakan, air di saluran irigasi sebagian besar sudah menyusut, sehingga untuk mengairi sawahnya harus menggunakan pompa air.

“Kalau masih musim kemarau, air irigasi atau embung kering, petani sulit mencari air lagi, sedangkan tanaman padi sudah berumur 2 bulan,” ungkapnya.(mah)

Pos terkait