16 Pelaku Cabul Berusia 60 Tahun Menghuni Lapas Kelas II B Kota Tebing Tinggi

  • Whatsapp
spiritnews.co.id
KPLP Crisman Giliu berbincang-bincang dengan Kepala Lapas Kelas II B Kota Tebing Tinggi

Kota Tebing Tinggi, spiritnews.co.id – Saat ini penghuni warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Kota Tebing Tinggi mencnapai 1.518. Kasus yang menonjol berdasarkan data statistik adalah kasus narkoba, pencurian dan cabul.
Kepala Lapas Kelas II B Tebing Tinggi, Theo Andrianus Purba, saat menerima kunjungan KPLP Crisman Giliu, mengatakan, jumlah data statistik kurang lebih 1.518 orang nara pidana.
“Kita melihat dari berbagai kasus, diantaranya tersangka kasus cabul yang mendekam di Lapas Kota Tebing Tinggi. Pelakunya adalah laki-laki berumur diatas 60 tahun (lansia) berjumlah 16 orang dan rata-rata korbannya adalah keluarga dekat dan masih berusia anak dibawah umur,” kata Theo kepada spiritnews.co.di.

Baca Juga 😀iduga Melakukan Pencabulan, Pemuda Lampung Ditangkap Polisi

Bacaan Lainnya

Adapun modus operandi pelaku cabul ini, kata Theo, dengan mengiming-imingi korbannya memberikan uang jajan.
Menanggapi hal itu, Sartika Siregar, Pengamat Psikologi, mengatakan, ada beberapa faktor sehingga lansia (lanjut usia) ini melakukan hal tersebut.
Menurutnya, lelaki yang sudah Lansia gairah seksnya lebih tinggi, kemudian bisa juga dikarenakan sudah lama tidak berhubungan seks, atau ada gangguan mental seperti defresi, dan mungkin juga dengan istrinya tidak nyaman.
“Dan masih banyak faktor-faktor lainnya, maka dari itu kita juga harus wawancara langsung dengan pelakunya,” Sartika, kepada spiritnews.co.id, Senin (25/2/2019).

Berita Terkait : Polrestro Bekasi Kota Bongkar Kasus Prostitusi Online di Apartemen Kemang View

Untuk itu, Sartika, mengimbau masyarakat khususnya para orang tua agar anak-anak diberikan pendidikan seks dini. Ini sangat penting bagi anak agar saat mereka beranjak dewasa nantinya akan lebih paham tentang seks yang belum boleh mereka lakukan sampai mereka menikah.
“Namun, kebanyakan orang tua menganggap bahwa soal seks itu adalah hal tabu yang tidak boleh dibicarakan terhadap anak. Pada hal pendidikan seks terhadap anak saat usia dini sangat penting, karena ada manfaat bagi sang anak,” kata Sartika.
Lebih lanjut dikatakan, manfaat pendidikan seks terhadap anak adalah si anak menjadi paham apa yang boleh dan tidak boleh mereka lakukan soal seks nantinya.
“Jadi yang jelasnya untuk mengantisipasi ini semua, para orang tua harus tetap aktif baik dalam pengawasan untuk si anak dan perlu waspada di lingkungan sekitar masing-masing,”unkapnya.(wil)

Pos terkait