Kota Medan, spiritnews.co.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatera Utara akan mempererat kerjasama dengan Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia (ASPPHAMI) menyusul pencanangan layanan di sektor pariwisata.
“Untuk mengendalikan vektor penyakit dan hama lingkungan di berbagai destinasi wisata di Sumatera Utara, kami siap bekerjasama dengan ASPPHAMI,” kata kata Sekretaris Dinkes Sumatera Utara, Ridesman Nasution kepada spiritnews.co.id, usai membuka Pelatihan Pengendalian Vektor Penyakit dan Hama Pemukiman Tingkat Teknisi & Supervisor di Harmes Hotel Medan, Selasa (19/3/2019).
Kegiatan ke-9 kali yang digelar DPD ASPPHAMI Sumatera Utara dengan Dinkes ini diikuti 30 peserta tenaga pest control dari berbagai daerah termasuk dari Aceh dan Pekanbaru. Turut hadir Ketua Umum DPP ASPPHAMI, Boyke Arie Pahlevi, Bendahara Umum Kamti, Wakil Ketua DPD Poltak Siahaan, Sekretaris Andi Hidayat, BPK Zulfan Indra Sakti dan Ketua Panitia Wilson Rio Daulay.
Ridesman mengatakan, tidak ada daerah yang bebas dari vektor penyakit maupun hama pemukiman termasuk di lokasi wisata termasuk destinasi wisata Danau Toba. Justru itu untuk memberi kenyamanan wisatawan, Dinkes bekerja sama Aspphami siap mengendalikan vektor penyakit dan hama pemukiman.
“Persoalan lain, halal food. Soalnya turis dari Timur Tengah tidak mau berkunjung ke Danau Toba jika tidak ada makanan halal tadi. Itu sebabnya kami juga mencanangkan halal food termasuk bebas hama pemukiman. Kami serius mendorong kegiatan pelatihan pengendalian hama. Kami Apresiasi Aspphami yang merupakan mitra kerja kami,” katanya.
Ketua Umum DPP ASPPHAMI, Boyke Arie Pahlavi, mengatakan, pelatihan tenaga pest control sudah digelar sejak 1990 di seluruh provinsi dan telah melahirkan sekitar 5 ribu teknisi pest control.
“Perlu dicatat dari Sabang sampai Merauke tidak ada yang bebas dari hama. Pelatihan ini untuk memenuhi standar kompetensi tenaga teknis pest control. Kebutuhan terhadap industri ini semakin ketat menyusul masuknya industri 4.0,” kata Boyke.
Ketua DPD ASPPHAMI Sumatera Utara, Wesly Sianipar, mengatakan, tantangan dihadapi pest control adalah masuknya tenaga asing. Jika tenaga dalam negeri tidak kompetensi dikhawatirkan menjadi penonton di negeri sendiri.
“Karena itu pengetahuan yang diserap dalam pelatihan yang bermanfaat ini dapat diterapkan di tengah masyarakat,” harapnya.(bay)