Siswa SMPN 6 Lhoksukon Numpang UNBK di Sekolah Lain, Mantan Koordinator BEM se-Aceh Minta Perhatian Pemerintah

  • Whatsapp
spiritnews.co.id
Siswa SMPN 6 Lhoksukon terpaksa menumpang Ujian Nasional Berbasis Komputer di SMAN 3 Putera Bangsa

Kabupaten Aceh Utara, spiritnews.co.id – Puluhan siswa SMPN 6 Lhoksukon terpaksa menumpang Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di sekolah lain.
Mereka juga harus menempuh jarak sekitar 5 kilometer untuk mengikuti UNBK di SMAN 3 Putera Bangsa. Hal itu masih diwarnai oleh sejumlah kendala, mulai dari sarana dan prasarana komputer hingga masalah infrastruktur.
Kepala SMPN 6 Lhoksukon, Syafril, mengatakan, secara keseluruhan ada 53 siswa SMPN 6 Lhoksukon menumpang UNBK ke SMAN 3 Putera Bangsa karena belum ada fasilitas dan jaringan internet di sekolahnya.

Baca Juga : Hari ini, 10.435 Siswa SMP/MTs di Kabupaten Aceh Utara Ikuti UNBK

Bacaan Lainnya

“Penyelenggaraan UNBK tingkat SMP dilaksanakan pada 22 – 26 April 2019. Menghadapi pelaksaan ujian tersebut, para siswa sebelumnya telah diberikan pelatihan. Pada hari terakhir, Jum’at (26/4/2019) dengan mata pelajaran yang diujikan Pendidikan Agama Islam (PAI),” kata Syafril kepada spiritnews.co.id.
Bahkan, telah dilakukan simulasi pelaksanaan UNBK. Agar para siswa tidak merasa canggung saat mengerjakan soal-soal UN dalam media komputer.
“Meski menumpang di sekolah lain, namun hal tersebut tidak menganggu dan mempengaruhi siswanya sendiri dalam menghadapi UNBK. UNBK tahun ini berjalan lancar tanpa ada kendala di sekolah tersebut,” katanya.
Mantan Koordinator BEM se-Aceh, Hasanuddin, mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Utara atau Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Utara untuk segera turun Ke SMPN 6 Lhoksukon guna meninjau langsung proses ujian nasional dan belajar mengajar di sekolah tersebut sehingga siswa-siswi SMP tersebut tidak lagi mengikuti ujian nasional di SMAN 3 Putra Bangsa Lhoksukon.

Berita Terkait : 520 Orang Guru Pengawas Ruang Silang Diterjunkan Jelang UNBK SMPN di Bireuen

“Kami sudah memantau dan melihat setiap tahun siswa-siswi sekolah tersebut harus berangkat ke Desa Rantau Kecamatan Lhoksukon dengan menggunakan jasa pengangkutan mopen bak terbuka,” ujarnya.
Dikatakan, sangat disayangkan sudah puluhan tahun SMP tersebut belum tersedia Laboratoriun Komputer. Padahal SMP tersebut sudah berdiri sejak tahun 2005. Semasa pimpinan Bupati Aceh Utara, Tarmizi Karim, bahkan sampai hari ini harus numpang ujian nasional di SMA. Padahal jelas setiap tahunnya anggaran disahkan oleh pemerintah 30 persen untuk pendidikan.
“Ke depan pemerintah bisa memberi fasilitas komputer jaringan telekomunikasi internet di sekolah tersebut agar mereka bisa melaksanaan UNBK sendiri,” ungkapnya.(mah)

Pos terkait