Kota Bekasi, spiritnews.co.id – Forum Dosen Guru dan Masyarakat (FORDORUM) bekerjasama dengan Rumah Sakit Juanda Kuningan, Yayasan Bina Mandiri, Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) dan Kampus Tri Bhakti menggelar Seminar dan Workshop “Metodologi Penelitian dan Publikasi Jurnal , Ber-ISSN, Terindeks dan Bereputasi”.
Ketua FORDORUM, Sri Watini, mengatakan, peserta yang mengikuti seminar dan workshop ini adalah gabungan dari dosen, guru dan mahasiswa.
“Sesuai filosofi FORDORUM sebagai forum komunitas ingin meningkatkan derajat keilmuan manusia melalui pendidikan yang berkarakter, profesional dan beraklaq mulia secara holistic, integrative dan sinergi dengan beberapa komponen. Sehingga, FORDORUM terus meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia,” kata Sri dalam rilis yang diterima spiritnews.co.id, Selasa (7/5/2019).
Baca Juga : FORDORUM Jalin Kerjasama dengan UPI Purwakarta dan Pasca Sarjana Unisel Malaysia
Dikatakan, seminar dan workshop Metodologi Penelitian dan Publikasi Jurnal , Ber-ISSN, Terindeks dan Bereputasi ini diharapkan dapat membantu para pendidik mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Pendidikan Tinggi.
“Sesuai dengan UU Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005, bahwa guru dan dosen memiliki undang-undang yang sama dengan kata kunci sebagai pendidik yang memiliki kwajiban untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan cara mencerdaskan para peserta didik termasuk mahasiswa,” katanya.
Menurutnya, dosen yang dituntut melakukan tugas Tri Dharma yaitu pendidikan, penelitian dan publikasi yang selama ini aktif dalam lingkungan kampus dan ekslusif sudah saatnya turun langsung ke dalam masyarakat dan membantu peningkatan kompetensi para guru seuai dengan kebutuhan.
Berita Terkait : FORDORUM Kota Bekasi Kunjungi Expo Smart City dan Smart Education Taiwan
“Guru juga dituntut untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dalam rangka memperbaiki proses pendidikan perlu adanya kolaboarasi dengan para dosen. Dosen perlu Tri Dharma Guru perlu pembinaan dan bimbingan,” ucapnya.
Selama ini, kata Sri, terdapat gap yang sangat nyata antara dosen dengan guru. Selama ini, dosen seperti menempatkan diri pada posisi eksklusif sebagai seorang akademisi sehingga dengan guru tidak ada kedekatan sama sekali.
“Dosen seperti ada di posisi menara gading, bahkan ketika dosen melakukan penelitianpun seakan terpisah dari kegiatan yang sebenarnya ada kaitan erat dengan guru dan maupun masyarakatnya. Tak jarang hasil penelitian dosen hanya berhenti sampai pada tulisan yang didokumentasikan dan berakhir di dalam perpustkaan,” ujarnya.
Menurutnya, masyarakatlah yang sebenarnya sebagai objek ataupun pusat sentra segala kegiatan harusnya menjadi perhatian secara khusus karena dari kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut kita akan tahu bidang-bidang apa yang dibutuhkan dan perlu di tingkatkan.
“Sekitar 100 peserta mengikuti kegiatan dengan antusias dan semangat mendengarkan materi yang diberikan oleh Presiden University, Prof. Dr. Ir. Sony Heru Priyanto, MM,” ungkapnya.(sir)