Kabupaten Bireuen, spiritnews.co.id – Petani di sejumlah desa yang tersebar di beberapa kecamatan, Kabupaten Bireuen, mengalami kendala untuk pengolahan lahan sawah karena kekurangan traktor tangan dan traktor besar.
Iskandar, salah seorang petani di Kecamatan Juli, mengatakan, tidak lama lagi petani di Kabupaten Bireun menghadapi musim tanam, namun pengolahan lahan mas[ih terkendala.
“Setelah bendungan air irigasi Pante Lhong II di Desa Juli Bonyot, Kecamatan Juli dibuka pekan lalu, petani mulai persiapan lahan sawah,” kata Iskandar kepada spiritnews.co.id, Rabu (22/5/2019}.
Baca Juga : Harga Gabah Kering Panen Anjlok, Petani di Kabupaten Bireuen Menjerit
Diakuinya, untuk persiapan lahan petani bergotong royong membuat saluran cacing maupun pematang agar air dari saluran irigasi tersier mengalir ke sawah.
“Kendala utama bagi petani setiap musim tanam baik gado dan rendengan, adalah kurangnya fasilitas traktor tangan dan traktor besar. Sehingga harus menunggu giliran untuk mengolah lahan sawah,” katanya.
Baca Juga : Petani di Bireuen Dibingungkan Harga Beras Naik tetapi Harga Gabah Anjlok
Muhammad Junaedi, petani di Kecamatan Kuala, mengatakan, Dinas Pertanian Kabupaten Bireuen memiliki banyak traktor tangan dan traktor mesin besar, seharusnya dapat dipinjamkan ke petani.
“Kekurangan traktor ini diakibatkan karena hamparan dan luas areal sawah di sejumlah kecamatan berbeda-beda,” kata Junaedi.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bireuen, Muhammad Nasir, mengatakan, luas areal sawah di Kabupaten Bireuen lebih kurang 20.000 hektar. Sebagian menggunakan air irigasi Pante Lhong II, dan ada juga sawah waduk maupun sawah tadah hujan.
“Masalah alat pengolahan tanah, harus menunggu giliran, sehingga penanaman padi rendengan tidak terlambat, khususnya pembibitan benih unggul hingga selanjutnya ditanam ke sawah,” kata Nasir.
“Dinas Pertanian Kabupaten Bireuen akan membantu traktor tangan dan traktor besar,” tambahnya.(zal)
