Kabupaten Bireuen, spiritnews.co.id – Petani di Kabupaten Bireuen menjerit, karena harga gabah kering panen anjlok. Harga pembelian tengkuklak sekitar Rp 4.200 – 4.600 per kilogram.
Anjloknya harga gabah kering panen ini sangat dirasakan oleh Junaidi, petani di Kecamatan Juang dan Marwan petani di Kecamatan Kuala, Kabupaten Bireuen.
Menurut Junaidi, sejak panen padi di Kecamatan Juang, harga gabah kering panen hanya dihargai tengkulak sekitar Rp 4.200 – 4.600 per kilogram.
“Harga ini turun drastis, karena sebelumnya harga gabah kering panen mencapai Rp 5.000 – 5.800 per kilogram,” kata Junaidi kepada spiritnews.co.id, Jumat (15/3/2019).
Baca Juga : Harga Gabah Anjlok, Petani di Aceh Timur Terancam Merugi
Dikatakan, harga ini anjlok diduga permainan tengkulak yang ingin mendapatkan keuntungan besar dari petani.
“Para pembeli atau tengkulak beralasan, saat ini gabah kering panen melimpah di Provinsi Aceh karena panen serentak,” jelasnya.
Marwan, petani di Kecamatan Kuala, mengatakan, melimpahnya gabah kering panen bukan saja di Provinsi Aceh tetapi di seluruh Sumatera Utara. Sehingga, tengkulak memanfaatkan situasi ini untuk membeli gabah dengan harga murah.
Berita Terkait : Kemendag Pastikan Harga Beras Bakal Turun Rp8.900/kg
“Di Sumatera Utara juga sedang panen secara serentak, sehingga gabah kering panen melimpah. Untuk kepentingan lokal sangat berlimpah. Akibatnya, harga murah,” kata Marwan.
Padahal, jelasnya, petani sangat membutuhkan uang untuk menutupi utang, kepada pedagang safrody penjual pupuk, benih, obat-obatan. Biaya penanaman mulai dari penyemaian bibit unggul sampai penanaman kedua (suemula), hingga panen cukup mahal.
“Dalam satu hari butuh biaya sebesar Rp 60.000 – 75.000 untuk biaya dua kali makan minum tenaga yang menjadi tanggungjawab pemilik lahan. Belum lagi ongkos pengolahan lahan sebesar Rp 250 – 300 per meter,” katanya.(zal)