HASIL bumi daerah Aceh terutama pertanian mulai dari hulu hingga hilir begitu menjanjikan. Namun apa yang terlihat saat ini terutama bagi pelaku usaha agrobisnis berskala menengah dan besar di Aceh masih sangat minim.
Oleh : Mahdi
Wartawan spiritnews.co.id di Aceh
Belum ada generasi pengusaha Aceh yang mampu mengembangkan potensi alam yang terkandung di bumi Aceh.
Diketahui pula, peluang produk hasil bumi dan pertanian Aceh memasuki pasar internasional sangat besar. Produk primer perkebunan Aceh, seperti pala, kelapa sawit, karet, kakao dan kopi, sudah menembus pasar dunia. Namun sangat disayangkan semua jenis produk pertanian Aceh di ekspor melalui Medan dengan demikian bukan lagi hasil Aceh tapi menjadi hasil Medan.
Selain perkebunan, potensi di subsektor tanaman pangan, hortikultura dan perikanan juga sangat besar. Akan tetapi, di subsektor-subsektor tersebut belum banyak pengusaha besar yang berminat mengembangkan investasinya di Aceh.
Sementara pengusaha lokal cuma mampu bermain dibidang perdagangan produk luar atau mengharapkan proyek dari pemerintah daerah.
Dalam hal ini alangkah baiknya bila Pemda Aceh coba memberdayakan pengusaha lokal. Disebut sebut penyebab utama pengusaha lokal masih minim berinvestasi pada sektor pertanian karena belum ada dukungan yang optimal dari Perbankan.
Pengembangan agrobisnis di Aceh bukan hanya butuh dukungan perbankan, tetapi juga infrastruktur dasar, seperti jalan, irigasi, listrik dan kemudahan berinvestasi selain insentif pemerintah dan dorongan kebijakan makro.
Perlu disadari bahwa sektor pertanian mampu menjadi sektor pembangunan fundamental ekonomi yang mampu menyerap banyak tenaga kerja guna meningkatkan daya beli untuk memperkuat sektor riil.
Fakta menunjukkan mayoritas masyarakat Aceh hidup dengan bertani. Pemerintah Daerah belum fokus ke arah itu padahal anggaran yang diterima Pemerintah Provinsi Aceh triliunan rupiah.
Bila misalnya anggaran yang begitu besar lebih terfokus kepada pembangunan pengembangan sektor pertanian serta perikanan, Aceh tidak merana seperti sekarang.
Dalam suasana pertumbuhan ekonomi yang penuh dengan ketidakpastian sekarang ini, Pemerintah Aceh perlu juga menenciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru lain yang berbasis pada sumber daya alam tadi.
Terakhir yang harus diingat, satu-satunya yang membuat optimisme Aceh untuk tidak lagi mengalami keterpurukan ekonomi dalam menurunkan angka kemiskinan adalah kekayaan sumber daya alam, khususnya sumber daya hayati.
Apabila kita dapat memanfaatkan sumber daya alam dengan baik, tidak mustahil Aceh dapat mewujudkan masyarakat mandiri dan sejahtera. Maka, sektor pertanian layak dikembangkan untuk memberikan pertumbuhan ekonomi Aceh tambah meningkat.
Namun semua ini diperlukan SDM yang handal baik legislative maupun eksekutif. Ada baiknya karena kita di Aceh belum banyak yang mampu mengolah dan penelitian akibat keterbatasan sumber daya manusia (SDM), tidak haram bila coba menjalin kerjasama dengan daerah lain atau luar negeri.
Industri pertanian dan sektor lain membutuhkan pakar ahli. Karenanya masyarakat kampus harus dilibatkan. Mudah-mudahan.(*)