Kota Batu, spiritnews.co.id – Tim Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Kelompok 64 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang bertempat di Dusun Sawahan, Desa Giripurno, sedang gencar-gencarnya mempersiapkan program Edukasi Pemasaran Produk Lokal (EPPL).
Tim PMM UMM Kelompok 64 yang dipimpin oleh Yolanda Dewi Sasmitha dan dibantu dengan ke empat rekannya ini, bekerjasama dengan masyarakat Dusun Sawahan, Desa Giripurno dan Tim PMM UMM Kelompok 45 untuk bersama-sama menyukseskan program pembuatan dan pemasaran produk lokal.
Adapun pembagian jobdesk program diantara kedua kelompok, yaitu Kelompok 45 mengenai pembuatan produk dan Kelompok 64 mengenai pemasaran produk, seperti pembuatan nama brand, packaging dan label.
Program ini bertujuan agar pembuatan produk lokal daerah tidak hanya sekedar dibuat tetapi ada nilai value yang membuat konsumen tertarik untuk membeli.
Chano Paramitha selaku anggota Kelompok 64 menuturkan di tengah pandemi Covid-19, masyarakat Dusun Sawahan harus tetap produktif dengan berjualan produk walaupun hanya dengan melakukan aktivitas di rumah saja sesuai dengan aturan pemerintah mengenai Work From Home (WFH).
“Tujuan dari kegiatan ini agar warga tetap produktif selama pandemi,” tegasnya.
Program yang diisi dengan pemaparan materi mengenai cara mengolah produk dari Kelompok 45 dan juga pemasaran produk dari Kelompok 64, diharapkan warga Desa Wisma Dusun Sawahan, Desa Giripurno, mampu mengolah produk hingga memasarkannya.
“Selain mendapatkan penjelasan mengenai produk, mereka juga di edukasi mengenai tatacara pengolahan hingga pemasarannya,” terangnya.
Sementara itu, salah seorang warga setempat menuturkan bahwa mereka sebenarnya sangat bersemangat dan terbuka terkait program tersebut.
Mereka juga mengakui bahwa hingga saat ini sejumlah warga tidak begitu mengerti cara mengolah produk dan cara memasarkan produk dengan baik dan benar karena keterbatasan mereka.
“Kami berhara dari program ini dapat memberikan solusi dari permasalahan yang ada dan bisa menghasikan sebuah ciri khas produk desa serta produk yang dihasilkan bisa dipasarkan di Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) atau juga bisa dijual secara online dan offline untuk masyarakat luas,” ungkapnya.(rls/red)







