Jakarta, spiritnews.co.id – Program Studi Pariwisata, Fakultas Bisnis, LSPR Communication & Business Institute (LSPR) berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif Republik Indonesia menyelenggarakan Studium Generale melalui media daring (webinar) dengan Topik yang diangkat adalah “New Direction & and Strategies for The Recovery of Indonesian Tourism”.
Dekan Fakultas Bisnis LSPR, Yuliana R. Prasetyawati, mengatakan, Prodi Pariwisata Fakultas Bisnis LSPR menyelenggarakan Studium Generale ini agar dapat memberikan gambaran pada sivitas akademika dan masyarakat luas tentang langkah yang diambil, inovasi yang telah dilakukan, dan pengembangan sumber daya manusia di Indonesia.
“Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan potensi pariwisata domestik dalam tahap pemulihan di era New Normal, serta membahas peluang industri Pariwisata pasca-pandemi,” kata Yuliana.
Vaksin Covid-19 yang mulai didistribusikan di seluruh dunia pada awal tahun 2021 menjadi harapan bagi percepatan pemulihan industri pariwisata global. Strategi pembangunan Pariwisata telah dipersiapkan oleh berbagai negara dengan tujuan mengantisipasi perubahan yang terjadi pada industri ini pasca pandemi Covid-19. Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentunya telah mempersiapkan strategi untuk pengembangan dan pemulihan industri Pariwisata Indonesia.
“Saya mengapresiasi langkah Prodi Pariwisata LSPR untuk bergerak bersama melakukan kegiatan edukasi dalam rangka pemulihan pariwisata Indonesia,” kata Menteri Pariwisata & Ekonomi Krearif RI, Sandiaga Uno.
Dikatakan, pariwisata dan ekonomi kreatif adalah salah satu sektor yang paling strategis untuk membuka lapangan pekerjaan secara luas, sehingga bisa dikatakan sektor ini berkaitan langsung dengan hajat hidup orang banyak.
“Sektor ini juga akan dipersiapkan untuk pemberdayaan SDM generasi masa depan Indonesia. Namun, adanya pandemi membuat sektor ini sekarang menjadi terpuruk, terutama karena pembatasan wilayah yang berdampak pada berkurangnya jumlah wisatawan luar negeri ke Indonesia,” jelasnya.
Untuk itu, Kemenparekraf sedang mempersiapkan langkah-langkah untuk membuka lagi pariwisata Indonesia pada dunia internasional di bulan Juni atau Juli tahun 2021. Di sektor ekonomi kreatif, Sandiaga mengajak masyarakat untuk bangga menggunakan produk lokal.
Ia juga memaparkan bahwa dalam 10 tahun ini, Indonesia akan menjadi destinasi favorit domestik dan internasional di Asia Tenggara.
Untuk langkah awal, tahun 2021 sebagai tahun pemulihan, Kemenparekraf mengenalkan 3G: gerak cepat (Gercep) Gerak Bersama, yaitu Kemenpar harus merangkul institusi pendidikan, masyarakat, media untuk bersama mencapai kemajuan Pariwisata Nasional; yang terakhir adalah Gaspol yang berarti Kemenpar akan menggarap semua potensi untuk bangkit dan pulih pasca Pandemi.
Sekarang ini, peluang yang dapat dimanfaatkan dari pandemi ini di bidang pariwisata adalah mass tourism yang bertransformasi menjadi sustainable tourism. Pariwisata akan lebih memperhatikan keseimbangan antara lingkungan dan manfaat ekonominya.
“Tren wisata ‘sea, sun, and sand’ berubah ke arah yang lebih baik menjadi ‘sustainability, serenity, and spirituality’. Selain lebih seimbang, tren pariwisata di masa depan akan lebih personalize, customize, localize, and smaller in size. Dihimbau agar masyarakat penikmat, minat, dan pembelajar pariwisata dapat menjadi pengusaha di bidang pariwisata yang modern namun tetap berbasis kearifan lokal,” ungkapnya.(sam)