Pengembangan Industri Kecil dan Kerajinan Aceh Utara Masih Minim

  • Whatsapp

Kabupaten Aceh Utara, spiritnews.co.id – Pemberdayaan industri kecil dan kerajinan merupakan program prioritas pemerintah dalam upaya memajukan ekonomi kerakyatan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Utara sampai saat ini sepertinya belum tertarik untuk mengembangkannya.

Terkait masalah ini, Sofyan Hanafiah, anggota DPRK Aceh Utara, mengatakan, seharusnya Pemkab Aceh Utara fokus dan serius untuk membina usaha rakyat tersebut  termasuk mempelajari kendala apa yang dihadapi kalangan pengerajin dan industri kecil di Aceh Utara dalam pengembangan usahanya.

Bacaan Lainnya

Misalnya masih minimnya pelatihan dalam hal penerapan teknologi produksi maupun manajemen hingga  mengakibatkan industri kecil dan kerajinan tidak berkembang di Aceh Utara, belum terlihat produk unggulan Kabupaten Aceh Utara katagori industri kecil dan kerajinan untuk dipasarkan ke luar daerah atau luar negeri. Kesan yang tersimpul, Aceh Utara masih jauh tertinggal dibanding kabupaten

lain di Aceh dibidang industri kecil dan kerajinan.

“Hal hal inilah yang banyak diperbincangkan masyarakat hingga mareka meminta Pemkab Aceh Utara untuk lebih serius memikirkan bagaimana pengembangan masalah kerajinan rakyat tersebut.  Menurut mareka bukan kah pengembangan industri kecil dan kerajinan merupakan sebuah misi dalam menciptakan lapangan

kerja dan berusaha,” kata Sofyan.

Dijelaskan, bukankah pembinaan dan pengembangan kerajinan akan mampu mengatasi berbagai masalah yang dihadapi terutama kalangan rakyat kecil realitas menunjukkan bahwa kerajinan selain terciptanya lapangan kerja juga mempunyai daya rieksibilitas dan adaptabilitas didalam memperoleh sumber bahan baku yang banyak terdapat di Aceh Utara.

Karenanya pembinaan dan pengembangan kerajinan di Aceh Utara perlu dibuat suatu perencanaan komprehensif dengan berbasis potensi daerah. Pengusaha kecil berprofesi perajin harus dijalin secara global, multi fungsi dan dikoordinir secara

komprehensif-berkesinambungan.

Untuk memfasilitasi mereka dalam membuka jalur peningkatan kualitas dan kuantitas produksinya dibutuhkan sebuah wadah himpunan pembinaan dan peningkatan prestasi sekaligus sebagai forum silaturrahim bagi para perajin se-Aceh Utara.

“Jadi, Aceh Utara sudah saatnya berkiprah untuk sama sama memikirkan misalnya kebutuhan perabotan rumah tangga atau perkantoran yang hingga hari ini terlihat masih dominan produk-produk luar  daerah,” jelasnya.

Dijelaskan, sekiranya pengrajin Aceh Utara mendapat pelatihan dari tenaga – tenaga skill yang didatangkan dari luar dan disertai modal kerja yang cukup barangkali hari ini semua kebutuhan perabotan rumah tangga, perkantoran dan industri industri lainnya sudah tersedia di daerah sendiri. Tinggal penyesuaian dan meningkatkan

kualiatas dan kuantitas produk dan produksi sesuai permintaan pasar.

Tidak terpungkiri memang lanjutnaya,  selama ini kendala para perajin di Aceh Utara adalah masalah modal kerja. Hal ini berakibat pada permasalahan yang terkait antara satu dengan yang lainnya. Dengan tidak adanya cukup modal, perajin tidak dapat berbuat banyak untuk memperbesar skala usahanya.

Itulah makanya bilapun ada beberapa pengrajin di Aceh Utara yang selalu kalah saing dengan produk luar daerah puncanya terletak pada modal dan pelatihan yang minim. Hal ini karena selama ini Pemkab Aceh Utara belum berpikir dan berupaya untuk membuka jendela komunikasi, memfasilitasi penyebaran informasi, inovasi, promosi, improvisasi diseputar Aceh Utara.

Belum terjalin sebuah kekompakan dalam satu wadah bersama merupakan kendala tersendiri pengrajin Aceh Utara terus tertidur. Pemkab Aceh harus dapat segera membuka jendela komunikasi dan penyebaran informasi tersebut untuk para perajin dalam upaya promosi produknya.

Tulisan tentang hasil kerajinan pemula, berita pameran sampai info produk nasional dan mancanegara sangat dibutuhkan dalam pengembangan industri kecil dan kerajinan. Aceh Utara. Bila sekedar meresmikan dan melihat lihat produk yang itu itu juga kapan produk kerajinan Aceh Utara bisa bersaing.

“Kesimpulan, apapun ceritanya, permasalahan yang dialami oleh industri kecil dan kerajinan di Aceh Utara selain mutu produk juga proses pemasaran masih sangat lemah karena belum tertatanya kemampuan manajerial dalam penggelolaan, belum dikuasainya pengetahuan di bidang produk dan perdagangan, terbatasnya dana permodalan,” ungkapnya.(mah)

Editor: Lassarus Samosir, SE

Pos terkait