Dukung Ketahanan Pangan, Kang Jimat Perkuat Sinergitas dengan Perbankan dan Offtaker

  • Whatsapp

Kabupaten Subang, spiritnews.co.id – Bupati Subang H. Ruhimat, mengundang Bank BJB pusat, offtaker porang, buah, sayur dan sapi di Pusat Ketahanan Pangan Kecamatan Serangpanjang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu, (11/8/2021).

Acara yang diisi kegiatan diskusi tersebut membahas peluang pengembangan lahan seluas 6.000 hektar yang terbuka untuk pengembangan komoditas pertanian dan peternakan.

Bacaan Lainnya

Bupati Subang H. Ruhimat atau yang akrab disapa Kang Jimat, mengaku, bahagia, karena dapat berjumpa dengan jajaran pimpinan Bank BJB dan offtaker yang berasal dari beragam komoditas.

Ia optimis, cita-citakan masyarakat Kabupaten Subang akan segera terwujud. Karena Subang kaya akan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM), akan tetapi untuk mengupayakan peningkatan ketahanan pangan tentunya diperlukan sinergitas antara pasar dan permodalan.

“Saya berharap ada bimbingan dari offtakers yang sudah memiliki pengalaman dalam komoditasnya masing-masing, sehingga teknis dan pola yang tepat dapat diterapkan di sektor ketahanan pangan pertanian maupun peternakan Subang dan cita cita kesejahteraan masyarakat Subang dapat terwujud,” kata Kang Jimat.

Perwakilan Paskomnas Pasar Komoditi Nasional, Soekam Parwadi, mengatakan, pihaknya memiliki pengalaman dalam pengembangan agrobisnis menyampaikan terkait pengembangan komoditas pertanian maupun ketahanan pangan medan perangnya adalah di pasar.

Jika produk pertanian ingin juara maka harus memenangkan persaingan di pasar. Saat ini di Jawa barat sendiri produk pertanian untuk komoditas kubis dipasok sebanyak 80 persen kubis dari Medan.

“Sebetulnya, Jawa Barat memiliki banyak keunggulan komparatif, dan juga jarak transportasi yang singkat dibandingkan dengan Kubis yang dikirim dari Medan yang distribusinya bisa mencapai 4 hari 4 malam,” kata Parwadi.

Parwadi menekankan, jika ingin membangun pertanian di Jawa Barat ataupun di lokasi ketahanan pangan seperti Subang, maka perlu memahami pasar, apa yang di inginkan di Jawa Barat.

“Rakyat memang perlu diberdayakan, akan tetapi bisnis perlu perencanaan integrated, bisnis yang matang. Aspek industri hilirisasi juga perlu dipertimbangkan,” katanya.

Untuk itu, Parwadi menyarankan ada lahan piloting yang dapat menjawab semua pertanyaan, sehingga yang akan menjawab adalah fakta di lapangan. Dalam piloting tersebut perlu ada kerjasama 2 pihak, pihak pertama petani dan pihak kedua adalah pengusaha.

Sekda Subang H. Asep Nuroni, mengatakan, perlu ada respon selanjutnya dan tentunya perlu ada bahasan yang lebih teknis  dengan dinas terkait.

Divisi Kredit UMKM Bank BJB, Denny Mulyadi, yakni petani dapat naik kelas dari segi pendapatan. Untuk naik kelas tentunya dibutuhkan bimbingan, peran dari offtaker dibutuhkan untuk menghadirkan kepastian pasar dari komoditasnya. Dalam hal ini, Bank BJB dengan penyaluran KUR dengan NPL nol, siap untuk mensupport.(sir)

Editor: Lassarus Samosir, SE

Pos terkait