Kabupaten Aceh Utara, spiritnews.co.id – Wakil Ketua Forbes Aceh Utara, Mawardi, menjelaskan tanggul Krueng Peutoe dibeberapa titik di Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara yang telah jebol akibat banjir awal tahun 2022 hingga saat ini belum perbaikan. Kerusakan tanggul yang semakin parah, membuat warga harus waspada. Apalagi perkampungan warga hanya berjarak beberapa meter saja dari tanggul yang rusak.
Saat meninjau lokasi tanggul jebol di Desa Jok, Kecamatan Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, Rabu (26/01/2022) kepada awak media pihaknya menjelaskan beberapa titik dengan tanggul sungai yang kritis tersebut.
Terdapat enam titik tanggul sungai yang kritis dan ini membuat daerah ini dinyatakan rawan bencana banjir. Diantaranya kerusakan yang sebelumnya hanya sepanjang sepuluh meter, kini melebar hingga 70 meter di Desa Jok Kecamatan Lhoksukon.
“Dengan harapan agar segera membuat tanggul darurat di titik tanggul yang rawan banjir setiap hujan deras dengan intensitas lama. Terutama di wilayah yang jebol dan menggenangi ribuan rumah warga,” kata Mawardi.
Kepala Desa Jok, Zulkifli, mengatakan, warga hanya bisa pasrah dan berharap adanya upaya dari pemerintah untuk segera melakukan perbaikan.
Kondisi kerusakan tanggul Krueng Peutoe yang cukup yang menyebabkan 700 rumah meliputi Desa Jok, Mayang, Nga di kecamatan Lhoksukon, hingga kini masih belum diperbaiki. Warga khawatir jika hujan turun lebat, banjir akan kembali merendam rumah.
“Ya, meski air yang merendam 700 rumah, telah surut, tapi warga masih dibayangi kecemasan, karena tanggul krueng Peutoe yang jebol belum diperbaiki. Sehingga saat kejadian warga dengan sigap mengamankan diri masing-masing,” kata Zulkifli.
Dikatakan, warga yang resah dengan kondisi ini secara swadaya melakukan gotong royong membangun tanggul sementara mengunakan paku terbuat dari bambu kemudian ditimbun dengan tanah. Namun, usaha tersebut sia-sia lantaran meluapnya air akibat curah hujan tinggi tanggul darilurat itu kembali amblas.
“Di kawasan ini memang selalu banjir langganan setiap musim hujan ini terbilang cukup parah, karena tanggul Krueng (sungai) jebol, sehingga setiap hujan air sungai pasti meluap dan menggenangi rumah,” ujarnya.
Pihaknya sudah melaporkan hal ini kepada Pemerintah/instansi terkait. Sebaiknya tanggul yang jebol dapat diperbaiki secara darurat, kalau memang tidak ada anggaran untuk dibuat permanen.
“Harapan kami, seluruh tanggul bisa segera diperbaiki, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti banjir sebelumnya. Sebab khawatir saat musim hujan. Kondisi tanggul yang kritis bukan di Desa Jok saja, tapi ada di beberapa titik lainnya. Mudah-mudahan tahun ini terealisasi,” ucapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, akibat tanggul Krueng Peutoe jebol, ribuan rumah di tiga desa kecamatan Lhoksukon terendam banjir. Ketinggian air di dalam rumah yang mencapai satu meter lebih, menjadikan sebagian warga mengungsi.(mah)