Kabupaten Karawang, spiritnews.co.id – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin mengunjungi Pondok Pesantren Miftahul Khoirot, di Kampung Kerajan Barat, RT 001/001, Desa Manggungjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, yang dilanda bencana kebakaran pada Senin (21/2/2022), sekitar pukul 13.30 WIB, Selasa (22/2/2022).
Usai dari pondok pesantren, Gus Muhaimin, langsung mengunjungi kediaman almarhum Muhammad Fathir, salah satu santri korban kebakaran Pondok Pesantren Miftahul Khoirot. Gus Muhaimin disambut isak tangis Nur Salim Hadi, ayahanda Fathir. Nur Salim tak bisa menyembunyikan kesedihan yang begitu mendalam usai ditinggal sang anak sulung untuk selamanya.
“Sabar ya pak. Insyaallah kalau kita ikhlas bisa menjadi kekuatan bapak dan keluarga baik di dunia maupun di akhirat. Apalagi dianya (Fathir) di pesantren kayak gitu,” kata Gus Muhaimin.
Kepada Gus Muhaimin Nur Salim menyebut sang anak kini duduk di bangku kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah dan akan lulus pertengahan tahun ini. Tak hanya itu, Fathir juga sudah hafal 2 juz Alquran sepanjang dia mondok di Miftahul Khoirot.
Awalnya, kata Nur Salim, Fathir bersekolah di salah satu sekolah umum tak jauh dari kediamannya. Namun karena pandemi dan sistem pembelajaran kerap online, dia berinisiatif memondokkan putranya ke Pesantren tersebut agar mendapatkan pembelajaran yang optimal.
“Mulai ada corona itu dia di pesantren pak. Awalnya dia naik kelas lima (sekolah) di Nagasari, gara-gara corona selama 4 bulan daring, saya inisiatif kok belajar kayak gini, ya sudah pesantrensaja,” tutur Nur Salim.
Saat mendengar musibah kebakaran itu, Nur Salim bergegas berangkat ke Pesantren untuk memastikan kondisi Fathir dengan mengendarai motor. Namun di tengah jalan, dia mendapatkan informasi dari grup Walisantri bahwa putranya turut menjadi korban meninggal dalam kebakaran itu.
“Saya pertama tahu info itu dari grup Walisantri, saya naik motor ke pesantren untuk cek kondisi anak saya. Ya memang mau ke situ pakai motor pak, supaya lebih cepat, tapi pak…,” kata Nur Salim.
Nur Salim berujar kepergian Fathir adalah musibah yang sangat berat baginya. Anak pertama dari dua bersaudara itu selama ini dikenal periang dan juga rajin ibadah. Apalagi saat di Pesantren, Fathir sudah mulai sedikit demi sedikit mulai menghafalkan Quran.
Gus Muhaimin berulang kali menepuk pundak Nur Salim untuk tabah dan sabar menerima musibah tersebut. Dia juga tak mampu berucap karena turut merasakan duka mendalam Nur Salim dan seluruh keluarga.
“Yang penting ikhlas dan sabar ya pak. Anak bapak itu yang membuatkan jalan bahagia di dunia dan akhirat,” ujar Gus Muhaimin.
Di Pesantren Miftahul Khoirot, Gus Muhaimin mengecek langsung lokasi kebakaran. Dia disambut oleh pengasuh Pesantren Miftahul Khoirot, KH. Agus Muhtadi beserta sejumlah jajaran pengurus.
Melihat musibah ini, Gus Muhaimin berharap keterbatasan-keterbatasan di Pesantren dapat segera dibenahi oleh pemerintah.
“Tentu semua pondok pesantren mengalami keterbatasan fasilitas yang ada. Karena itu melalui UU Pesantren, melalui Perpres Pesantren saya harapkan pemerintah memberikan perhatian yang sangat serius keterbasan-keterbatasan sarana dan prasarana terutama standar evakuasi dan standar penanganan apabila ada masalah atau musibah,” tutur Gus Muhaimin.(ops/sir)