Apel Siaga Tim Pendampingan Keluarga Nusantara Penurunan Stunting Nasional Digelar di Subang

  • Whatsapp

Kabupaten Subang, spiritnews.co.id – Dalam rangka penurunan stunting, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Subang menggelar apel Siaga Tim Pendamping Keluarga Nusantara Bergerak tingkat Nasional, di Alun-alun Subang, Jawa Barat, Kamis, (12/5/2022).

Apel diawali dengan kesenian Subang Tari Sisingaan menyambut tamu VVIP, seperti Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko, Kepala BKKBN RI, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Ketua TP PKK Jawa Barat Atalia Praratya Kamil, dan Deputi 3 Kemenko PMK RI.

Bacaan Lainnya

Bupati Subang H. Ruhimat atau yang akrab disapa Kang Jimat dan rombongan mengawali kegiatan dengan meninjau stand/booth pelaksanaan pendampingan, pemeriksaan kesehatan remaja/catin oleh TPK (Bidan) dan demontrasi pengisian ELSIMIL, demontrasi pendampingan keluarga dan pengukuran perkembangan anak melalui KKA, demonstrasi Poktan GenRe, Pelaksanaan pelayanan vaksin Covid-19 bagi keluarga, dan demonstrasi Dashboard Keluarga Berisiko Stunting yang dipandu oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Wahidin.

Deputi Bidang Adpin BKKBN, Sukaryo Teguh Santoso, mengatakan, saat ini sudah ada 200.000 lebih tim pendamping keluarga yang siap mengatasi stunting di Indonesia.

“Apel ini merupakan momentum ikhtiar dalam menanggulangi stunting agar dapat terlaksana dengan baik,” kata Teguh.

Bupati Kang Jimat, mengatakan, Kabupaten Subang memiliki 3 tipologi wilayah yaitu pegunungan, dataran dan lautan, dengan jumlah penduduk sebanyak 1.594.903. Sesuai data nasional, stunting di Kabupaten Subang sebesar 12%, namun data sebenarnya sebesar 2%.

“Pemkab Subang mendukung program percepatan penurunan stunting, khususnya yang melibatkan tim pendamping keluarga,” kata Kang Jimat.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil atau yang akrab disapa Kang Emil, mengatakan, Provinsi Jawa Barat memiliki 50 juta penduduk. Ia mengapresiasi TNI/Polri yang turut ikut membantu vaksinasi penekanan angka stunting. Namun demikian, Kang Emil mengakui minimnya fasilitas kesehatan di desa-desa di Indonesia. Diharapkan, Indonesia bisa mencontoh Thailand untuk ketersediaan jumlah fasilitas kesehatan.

“Perlu saya sampaikan efek dari stunting yaitu menghambat tumbuh kembang fisik dan otak, sehingga akan menyulitkan untuk menyerap ilmu dan mencari pekerjaan dan akan berdampak pada perekonomian negara,” kata Kang Emil.

Kepala Staf Kepresidenan RI, Jenderal TNI (Purn) DR. Moeldoko, S.IP, mengatakan, target penekanan angka prevalensi stunting presiden pada 2024 yakni di bawah 14% harus tercapai. Maka sangat penting persiapan para ‘aktor’ yang berperan pada pengentasan stunting, seperti Bidan, Penggerak PKK, dan kader KB.

“Saya apresiasi capaian penekanan angka stunting di Jawa Barat yang dapat menjadi percontohan untuk provinsi, dan kota/kabupaten lainnya di Indonesia,” kata Moeldoko.(sir)

Editor: Lassarus Samosir, SE

Pos terkait