Diduga Camat dan Sekcam Tanah Pasir Diduga Dalangi Kisruh di Desa Pande

  • Whatsapp

Kabupaten Aceh Utara, spiritnews.co.id – Camat dan Sekretaris Camat (Sekcam) Tanah Pasir diduga memprovokasi masyarakat Desa Pande, hingga terjadi kericuhan antara masyarakat dengan Kepala Desa Pande.

Mantan Geuchik (Kepala Desa) Pande, HH, diduga telah menggiring opini massa terutama kalangan pemuda hingga membuat keonaran dan kericuhan hingga memecahbelah kekerabatan masyarakat desa dengan dalih kepala desa setempat tidak memiliki tatakrama.

Bacaan Lainnya

Ironisnya, diduga Camat dan Sekcam setempat diduga sebagai dalang permasalahan tersebut. Beberapa fakta yang terjadi akibat pembiaran, dimana Tuha Peuet terorganisir mengundurkan diri dari jabatan ketua, wakil ketua dan para anggota. Pun demikian yang terjadi dengan sejumlah aparatur desa. Beberapa diantaranya diberhentikan oleh Geuchik seperti mantan Sekdes dan Kadus karena dinilai privokatif  dalam menjalankan tugas pemerintahan desa.

Desa Pande merupakan salah satu desa yang sempat dikunjungi oleh Menteri Desa pada tahun 2019 lalu, sesasa mendiang Cahyo Kumala. Desa ini dipilih atas ikatan komunikasi forum pemerintahan desa dengan Kemendes RI pada start awal jabatan Geuchik De Junaidi alias Geuchik Deje.

Sekelompok orang diduga telah melaksanakan beberapa kali membuat rapat gelap dengan tujuan untuk melengserkan pemerintah Deje. Mereka (sekelompok provokatif) mempekeruh suasana masyarakat, sekelompok masyarakat terkait juga telah medemolisasi warga menghadiri rapat mendadak dimeunasah.

Camat bersama muspika lainnya alih-alih hadir karena sebuah surat undangan silaturahmi yang dibuat oleh oknum mantan Geuchik HH menggunakan kop desa. Mirisnya, hal itu dilakukan saat Geuchik sedang tidak berada di desanya.

Kejadian tersebut kembali mengungkit polemik Desa Pande, Kecamatan Tanah Pasir, Kabupaten Aceh Utara, Selasa (24/01/2022). Mengatasnamakan tokoh masyarakat, seorang mantan Geuchik juga menyurati  Muspika dengan bertajuk undangan silaturahmi, camat dan muspika plus lainnya menghadiri undangan tanpa sepengetahuan Geuchik.

“Saya lagi di Banda Aceh, saya terkejut kok baru sebentar saya tinggal, ada pihak yang berani mengadakan rapat desa,” kata De Junaidi, Kepala Desa Pande yang sengaja pulang dari Banda Aceh bertepatan jam acara silaturahmi yang dimaksud.

Sepenggal voice suara auto rekort Geuchik (Kepala Desa) menguak pernyataan mantan Sekdesnya, jika Camat Sapri, SE menyuruh mereka untuk membuat mosi tak percaya. Alasannya, hanya dengan mosi tak percaya tersebut, Geuchik dapat dilengserkan.

“Untuk menjatuhkan Geuchik tidak ada celah karena tidak melakukan hal yang dapat melanggar hukum, jika memang mau diupayakan, maka buat surat Mosi Tak Percaya,” kata mantan Sekdes kepade Deje via telp.

“Itu kata Camat dan pak Jol (Zulkifli Sekcam Tanah Pasir,” tambahnya.

Camat dan Muspika gagahnya hadir, terlibat dari Koramil, Polsek dan pejabat seksi Kecamatan mendampingi camat dalam pertemuan silaturahmi yang berlangsung di Meunasah Pande.

“Kami tidak tau ada masalah apa-apa, yang kami dengar Geuchik ada masalah dengan sejumlah pemuda. Kami hanya diundang hadir,” kata seorang ibu rumah tangga warga setempat.

Hal yang senada juga disampaikan oleh warga lainnya, pria yang mengenakan kaos oblonh warna besar berpas-pas celana jean itu menuturkan, warga tidak mengetahui apa tujuan rapat tersebut.

“Yang kami pahami, di desa telah pecah menjadi tiga kelompok,” kata pria itu tanpa menjelaskan kelompok apa yang dimaksud.

Dalam acara silaturrahmi, Rabu (25/01/2023) perwakilan kelompok yang mengatasnamakan masyarakat menyampaikan keluhan kepada Muspika terkait beberapa kinerja keuchik yang dinilai lalai dalam menjalankan tugas.

Salah satu perwakilan yang mengatasnamakan massa Desa Pande, Nazaruddin, kepada media ini mengatakan bahwa kehadiran sejumlah warga berkumpul di Meunasah untuk menyampaikan somasi kepada Geuchik dan bertujuan melengserkan Geuchik.

“Selama 2 tahun terakhir kinerja Geuchik sangat mengecewakan, banyak kegiatan masyarakat yang di abaikan,” kata Nazaruddin.

Akibat tidak sinkrong, kata Nazarudin, semua TPG dan dua perangkat desa telah mengundurkan diri. Iapun bersama yang lainnya mendesak Geuchik untuk istirahat dari jabatannya.

“Karena kondisi desa vakum, kita mendesak Geuchik untuk istirahat,” tegas mantan Sekretaris TPG itu.

Kendatipun demikian, Deje dari Banda Aceh dengan jarak tempat 7 jam perjalanan, pulang atas kabar tak sedap, bahwa warga diundang hadir rapat tanpa sepengetahuannya. Katanya, warga mengumumkan rapat dengan cara mengarak keliling Gampong oleh sejumlah pemuda menggunakan becak motor.

Hal ini dibantah keras oleh Geuchik Pande, De Junaidi. Saat di konfirmasi media ini mengatakan, polemik yang terjadi di desa nya karena ada beberapa orang yang memperkeruh suasana dan memanfaatkan peluang disaat dirinya berada diluar desa. Camat setempatpun dituding memfasilitasi polemik di Gampong (Desa)Pande.

“Banyak hal yang terjadi di Gampong Pande sejak 2020, Camat tidak pernah menyelesaikan masalah desa kami. Sehingga, hal ini terus memperburuk kondisi masyarakat yang termakan isu yang tidak benar,” katanya.

Ia sangat menyayangkan, akibat asut fitnah sistem yang buruk yang ditenggarai oleh Muspika setempat, menyebabkan semua Tuha Peuet (BPD) di desanya mengundurkan diri, karena dipengaruhi oleh bahasa-bahasa yang buruk dari sekelompok orang.

“Saya mendapat kabar, kalau Camat kami menyarankan warga untuk membuat surat somasi, untuk melengserkan saya. Sementara kami pemerintah desa sedang menghadapi pandemi yang dahsyat, hal ini saya temui dari mantan sekdes saya,” tegasnya.

“Dinamika  dalam masyarakat hal lumrah, ada yang puas, ada yang tidak puas, tapi jangan diprovokasi,” ujar De Junaidi.

Menanggapi hal itu, Camat Tanah Pasir Sapri, SE, menuturkan, jika pihaknya telah menyelesaikan persoalan somasi, namun kehadiran mereka hari ini hanya bersilaturahmi denga  warga yang mengundangnya dengan selembar undangan kop desa tanpa legalitas Geuchik setempat.

“Somasi ini telah selesai, jadi tidak ada masalah lagi. Kita udah menyelesaikan. Dan kemarin kita hadir hanya karena undangan warga bersilaturahmi,” ungkapnya.(mah)

Editor: Lassarus Samosir, SE

Pos terkait