Kabupaten Subang, spiritnews.co.id – Berdasarkan metoda Balanced Scorecard (BSC), Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Subang harus dapat melakukan peningkatan citra positif. Sehingga dapat mencapai tingkat kepuasan pelanggan atau pasien yang baik dan peningkatan mutu layanan.
Demikian dikatakan Ketua Dewan Pengawas (Dewas) RSUD Subang, Ade Ahmad Rozi, MBA, Ph.D, kepada spiritnews.co.id, di Subang, Senin (15/5/2023). Menurutnya, peningkatan citra positif akan mempengaruhi peningkatan kepuasan pasien dan peningkatan mutu layanan.
“Ini adalah strategi yang harus dilakukan manajemen RSUD Subang. Mulai hari ini, RSUD Subang harus mampu membangun citra positif dengan meningkatkan pelayanan sehingga pasien merasa puas berobat ke RSUD Subang,” kata Rozi.
Setelah citra positif terbangun dengan baik, kata Rozi, RSUD Subang akan lebih mudah melakukan customer relationship management atau promosi dan kerjasama usaha, sinergitas layanan administratif ataupun layanan berbasis digital.
“Pelayanan yang cepat, mudah, terjangkau, serta berkualitas menjadi kewajiban yang harus dilakukan oleh RSUD Subang kepada masyarakat. Untuk mewujudkan hal ini, diperlukan transformasi pelayanan publik ke arah digital untuk mempercepat dan memudahkan pelayanan. Digitalisasi pelayanan publik menjadi keniscayaan dalam upaya meningkatkan transparansi dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat,” tegasnya.
Dikatakan, kunci transformasi pelayanan publik terletak pada integritas, kapabilitas, dan excellent service (pelayanan prima). Integritas menjadi basic value atau nilai dasar bagi semua pelaksana pelayanan publik. Sama halnya dengan kapabilitas sumber daya manusia (SDM), yang sama-sama menjadi prasyarat penting dalam transformasi pelayanan publik serta berperan signifikan terhadap excellent service.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan pelayanan, yaitu, meningkatkan kompetensi pegawai, meningkatkan budaya kerja yang kondusif dan tenaga IT yang handal, melaksanakan sistem dan proses kerja yang efektif. Sehingga dapat mewujudkan layanan RSUD Subang yang berkualitas.
Selain itu, hal penting yang harus menjadi perhatian adalah partisipasi masyarakat. Menurutnya, RSUD Subang harus menempatkan publik sebagai input kebijakan. RSUD Subang harus membuka ruang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk memberikan koreksi, usulan, dan pandangan terkait standar dan pelayanan yang telah diberikan.
“Jadi RSUD Subang harus bisa masuk lebih dalam untuk melihat apa yang menjadi kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, dengan meningkatkan sistem manajemen kerja yang efektif, pegawai yang kompeten, dan budaya kerja yang kondusif serta sistem IT yang handal, akan mempengaruhi peningkatan pendapatan RSUD Subang.
“Jika pelayanan yang berkualitas dilaksanakan oleh RSUD Subang, maka RSUD Subang akan menjadi tujuan berobat utama bagi masyarakat Subang karena layanan cepat, akurat, dan ramah,” ucapnya.
“Padahal tanpa peningkatan pendapatan, RSUD Subang tidak mungkin dapat meningkatkan layanan karena pendanaan di RSUD berbeda dengan organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Subang yang sudah pasti mendapatkan dana operasional. Sedangkan dana operasional RSUD Subang didapatkan melalui layanan kesehatan kepada masyarakat sebagai pasien umum dan pasien BPJS,” ungkapnya.(sir)