SMAN 1 Matangkuli Tuan Rumah Penyelenggaraan HUT PMI Ke-80 di Aceh Utara

  • Whatsapp

Kabupaten Aceh Utara, spiritnews.co.id – Hari ulang tahun Palang Merah Indonesia (PMI) lazimnya kegiatan upacara dilaksanakan pada markas masing-masing. Namun HUT PMI ke-80 kali ini berbeda. HUT yang jatuh pada tanggal 17 September setiap tahunnya kali ini diminta untuk dilaksanakan di SMA Negeri 1 Matangkuli sebagai bentuk apresiasi PMI Aceh Utara atas aktifnya Palang Merah Remaja (PMR) di sekolah tersebut.

“Kontribusi dan prestasi SMA Negeri 1 Matangkuli dalam PMR Wira begitu nyata di Aceh Utara. Anggota PMR di sekolah ini hampir mencapai 200 murid. Jauh lebih besar dari sekolah mana pun di Aceh Utara. Selain juga sekolah ini pernah mewakili Aceh pada Jumpa Bakti Gembira (Jumbara) Nasional PMR tahun 2023 di Bandar Lampung. Alasan tersebut menjadi pertimbangan SMA ini ditunjuk menjadi tuan rumah upacara PMI ke 80,” kata T. Hasansyah, S.H, fungsionaris PMI Aceh Utara yang mewakili Ketua PMI Aceh Utara H. Tantawi, S.IP., M.A.P.

Bacaan Lainnya

Upacara HUT PMI ke-80 di SMA Negeri 1 Matangkuli berlangsung khidmat dan suasana cukup meriah. Pasukan pengibar bendera merupakan formasi dalam bentuk tulisan PMR dan gerakkan oleh anggota PMR SMA Negeri 1 Matangkuli. Begitu juga aubade dan petugas upacara lainnya.  Termasuk kemeriahaan dengan atraksi PMR tentang kebencanaan dan kesadaran berlalulintas dengan baik sehingga tidak mengganggu orang lain dan selamat dari bencana.

Bertindak sebagai inspektur upacara adalah Kepala SMA Negeri 1 Matangkuli, Khairuddin, S.Pd., M.Pd. Dalam amanahnya, Khairuddin menyorot tentang nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi prinsip utama palang merah secara global.

Dikatakan, kejadian global yang paling memalukan di dunia modern tapi masih ada perlakuan seperti zaman sebelum jahiliyah adalah Genosida oleh Zionist Israel. Dunia dibuat tak berdaya oleh kekuatan militer dan kesewenang-wenangan antek zionist yaitu Amerika.

Sungguh buruk yang dipertontonkan. Perempuan, balita, anak kecil, orang tua tak berdaya, pemuda yang tidak pakai senjata, semua dimusnahkan oleh Israel. Lalu dunia hanya bisa mengutuk, sungguh memalukan. Maka apa yang harus dilakukan oleh remaja. Teruslah berdoa sebagai senjata ummat muslim. Teruslah berempati.

“Sebagai sesama manusia, apa pun agamanya, genosida Israel tidak dapat dibenarkan dan hal paling buruk di dunia yang mengusung kedamaian. Terus barakan perlawanan, melalui tulisan, melalui kasih sayang sesama di sekitar. Ingatlah, Red Cross hadir di masa perang untuk menyelamatkan hidup manusia dari kebengisan mesiu. Lalu betapa primitifnya pola pikir yang masih saling membunuh,” kata Khairuddin.

“Selamat Ultah PMI ke 80. Mari jadikan diri sebagai insan yang penuh empati, membangun rasa kemanusiaan tanpa perlu memandang ras, agama dan suku (universalitas) serta menunjukkan kecakapan bukan hanya saat bencana tapi juga pendidikan mitigasi bencana,” ungkapnya.(mah/ops/sir)

Editor: Lassarus Samosir, SE

Pos terkait