Pemprov Aceh Dorong Penguatan Koperasi Melalui Program dan CSR

  • Whatsapp
Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, Drs Dermawan membuka secara resmi Peringatan Hari Koperasi Nasional tahun 2018, di Halaman Gedung Olahraga Meulaboh, Senin (23/7/2018).

Kabupaten Aceh Barat, SpiritNews-Aceh Kreatif dan Aceh Kaya merupakan dua program yang termaktub dalam visi-misi Aceh Hebat. Program ini disiapkan secara khusus oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh, dalam upaya penguatan koperasi di Bumi Serambi Mekah tersebut.

Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Aceh, hingga akhir tahun 2017 jumlah koperasi mencapai 6.883 unit. Sebanyak 4.356 unit atau 63,29 persen merupakan koperasi aktif, sedangkan sebanyak 2.527 unit atau 36,71 persen merupakan koperasi berkategori kurang aktif. Dari jumlah tersebut, masyarakat Aceh yang bergabung sebagai anggota koperasi mencapai 470.354 orang.

Bacaan Lainnya

“Program Aceh Kreatif fokus untuk mendorong tumbuhnya ekonomi rakyat sesuai potensi daerah, sedangkan Aceh Kaya lebih kepada upaya merangsang semangat kewirausahaan masyarakat di bawah pembinaan lembaga terkait,” ungkap Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, Drs Dermawan.

Selain dua program tersebut, Pemprov Aceh juga terus mendorong sektor swasta mengalokasikan dana CSR-nya untuk penguatan koperasi. Untuk itu, ia mengimbau semua pihak untuk saling bekerjasama mensukseskan program tersebut, sehingga koperasi dapat bangkit, berkembang dan kembali berjaya.

Dermawan mengajak semua pihak untuk menjadikan peringatan Hari Koperasi, sebagai momentum meningkatkan peran koperasi di tengah-tengah masyarakat. Sehingga spirit kekeluargaan dan gotong royong dalam membangun kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan.

Dijelaskan, saat ini dunia perkoperasian sedang menghadapi berbagai dinamika, seiring kuatnya arus pasar global dan perdagangan bebas yang secara langsung maupun tidak langsung telah menghadirkan dampak terhadap usaha peningkatan kapasitas koperasi, dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Kita semua tahu, koperasi pada dasarnya dibangun atas dasar kekeluargaan dan kesetiakawanan. Sementara pergerakan ekonomi global bersifat kapitalis yang mengandalkan persaingan bebas. Yang kuat akan berjaya, yang kalah akan terpuruk. Ironisnya, dunia cenderung membenarkan ekonomi ala barat ini, sehingga membuat semangat kesetiakawanan dalam ekonomi semakin lumpuh,” ujar Dermawan.

Kondisi ini merupakan tantangan besar yang harus dihadapi koperasi. Oleh karena itu, ia mengingatkan agar koperasi terus mempersiapkan diri, sehingga mampu bersaing dengan lembaga swasta berorientasi kapitalis yang mulai bergerak untuk sektor usaha kecil.

“Koperasi harus mampu meyakinkan masyarakat tentang basis ekonomi Islami yang menjunjung tinggi kebersamaan dan gotong royong,” tegas Dermawan.

Selain itu, Dermawan juga berpesan agar koperasi mempersiapkan diri untuk berhadapan dengan perubahan sosial di kalangan masyarakat, terutama akibat meningkatnya semangat individualistis, sehingga banyak yang menganggap koperasi sebagai bentuk ekonomi kuno yang tidak lagi sesuai dengan zaman sekarang.

“Untuk menjawab tantangan tersebut, maka semangat kebersamaan yang menjadi ciri khas koperasi harus kita perkuat. Apalagi kita tahu, koperasi bukan semata-mata sebagai badan usaha, tapi juga merupakan manifestasi ideologi atas dasar keadilan dan saling tolong menolong,” imbuh Dermawan.

Ia mengingatkan bahwa Undang-undang nomor 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian telah mengamanatkan semua pihak, untuk membangkitkan koperasi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Dilihat dari prinsip yang dianutnya, koperasi dapat dipandang sebagai gerakan anti kapitalisme dan melawan semangat individualistik. Dengan membesarkan koperasi, kita turut berperan membendung kapitalisme yang merupakan anak kandung dari globalisasi,” ujarnya.(mah)

Pos terkait