Kabupaten Karawang, SpiritNews-Pemahaman keliru bahwa pertumbuhan anak sepenuhnya dipengaruhi keturunan atau faktor genetik, masih sulit dihilangkan dari masyarakat Indonesia. Sehingga hal itu menjadi salah satu kendala penanggulangan masalah anak stunting (perawakan pendek).
“Istilah stunting mungkin masih terdengar asing di telinga sebagian masyarakat Indonesia. Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama. Umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun,” ujar Dokter Anak Mandaya Hospital, dr. Novysan M., Sp.A., kepada SpiritNews, Rabu (29/8/2018).
Baca Juga: Trauma Center Mandaya Hospital Siap Melayani Tindakan Medis Kecelakaan Kerja
Dijelaskan, stunting tidak hanya berkaitan dengan lambatnya pertumbuhan fisik anak, namun juga berpengaruh kepada tidak maksimalnya perkembangan otak anak, sehingga mempengaruhi kemampuan belajar dan mental. Selain itu, anak yang mengalami stunting akan punya riwayat kesehatan yang kurang baik, karena daya tahan tubuhnya juga buruk.
Stunting merupakan masalah kesehatan yang bisa dicegah sejak dini, mulai dari dalam kandungan hingga masa periode emas pertumbuhan anak. Sejak dalam kandungan, janin perlu diberikan asupan gizi yang baik dan seimbang. Pemeriksaan kesehatan ibu selama masa kehamilan juga diperlukan, untuk memastikan berat badan ibu sesuai dengan usia kehamilan.
“Ibu hamil tidak boleh mengalami anemia, dan hindari konsumsi alkohol selama masa kehamilan,” katanya.
Berita Lain: Hadirkan Fasilitas Cath Lab, Mandaya Hospital Siap Atasi Masalah Jantung Masyarakat
“Setelah anak lahir, jangan lupa untuk memberikan ASI, vaksinasi dan berikan asupan makanan yang seimbang dan sesuai dengan usianya. Jangan biarkan anak mengalami sakit infeksi yang berulang, jaga kesehatan anak dan sanitasi lingkungan,” jelas dr. Novysan.(rls/SpiritNews)