Kota Tebing Tinggi, spiritnews.co.id – Tabliqh akbar dan tausiyah kebangsaan dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama ke-93 di Lapangan Merdeka, Jalan Sutomo Kota Tebing Tinggi, Rabu (27/2/2019) sekira pukul 09.45 WIB, ricuh.
Sebanyak 9 orang anggota Front Pembela Islam (FPI) diamankan polisi lantaran diduga membuat keributan saat berlangsungnya Tabligh Akbar tersebut.
Mereka yang diamankan itu yakni, adalah SAS? selaku Ketua DPC FPI Padang Hilir, MFS selaku simpatisan FPI, MHH menjabat Wali Laksar FPI, MA selaku simpatisan FPI, AD selaku anggota DPC FPI Kecamatan Tebing Tinggi Kota, AS menjabat Panglima Jihad FPI, SH alias GG selaku anggota FPI dan OQ menjabat sebagai Kadiv Aksi Front Mahasiswa Islam.
Baca Juga : Ormas Islam se-Kota Bekasi Deklarasi Anti Hoax dan Radikalisme
Pantauan spiritnews co.id di lapangan, awalnya kegiatan berjalan dengan baik dan aman. Namun di tengah berjalannya acara dan ceramah sekira pukul 11.15 WIB, tanpa diduga ada penyusup masuk dengan berpakaian kaos yang bertuliskan ‘Ganti Presiden’ yang diduga sekelompok orang dari FPI.
Saat masuk ke area acara, salah seorang penyusup berteriak “bubar…bubar..bubar…”. Untung saja personil Polres Tebing Tinggi dengan sigap dan tegas menindak pengacau tersebut dan langsung memboyong sebanyak 9 orang ke Mapolres Tebing Tinggi guna pemeriksaan atas tindakan yang dilakukan.
“Saya sangat kecewa dengan tindakan anggota FPI ini, belum lagi duduk mereka sudah mau berkuasa. Kalau hendak bertindak harus berpikir…berpikir dan menggunakan pikiran yang benar supaya tidak menyesal dikemudian hari,” kata Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol. Drs. Agus Andrianto, SH, M.H saat di wawancarai wartawan usai kericuhan teratasi.
Berita Terkait : Begini Respon Lakpesdam NU Karawang Mengenai Pembakaran Bendera Bertulis Kalimat Tauhid
Kabid Humas Polda Sumatera Utara (Sumut), Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja, mengatakan, sekelompok anggota FPI tersebut diduga membuat keributan saat acara Tabligh Akbar & Tausyiah Kebangsaan serta Pelantikan IPNU dan IPPNU Kota Tebingtinggi dalam rangka hari lahir Nahdlatul Ulama ke 93.
Kronologis keributan itu, kata Tatan, saat penceramah menyampaikan tausiyah. Orang itu berusaha masuk sambil berteriak-teriak ke lokasi kegiatan.
“Mereka merasa tidak terima atas kegiatan tabliq akbar tersebut dan mengatakan sesat dan ada salah satu teman mereka mengucapkan kalimat “bubar semua.. bubar semua”. Kemudian personel pengamanan berusaha untuk menghalau agar mereka tidak masuk kedalam areal,” jelasnya.
“Mereka yang diamankan itu saat ini sedang dilakukan interogasi di Satreskrim Polres Tebing Tinggi,” kata mantan Waka Polrestabes Medan itu.
Dalam sambutannya Walikota Tebing Tinggi, Ir. H. Umar Junaidi Hasibuan, MM mengatakan, Nahdlatul Ulama (NU) didirikan pada tahun 1926 jauh sebelum kemerdekaan Republik Indonesia.
“NU ini berdiri 19 tahun sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia dimana pendirinya adalah KH. Hasyim Asy’ari yang dilanjutkan oleh Abdul Wahab Hasbullah diteruskan KH. Abdul Rahman Wahid yang kemudian diteruskan generasi selanjutnya hingga saat ini,” kata Umar.
Dikatakan, tokoh-tokoh NU ini adalah tokoh-tokoh Nasional dan tokoh-tokoh kebangsaan yang cinta terhadap Negara Republik Indonesia ini. Seluruh jiwa raga dan sifat nasionalisme mereka merupakan warisan pada para ulama di seluruh bangsa Indonesia.
“Tentu kita harus selalu dengan Nahdlatul Ulama yang mendirikan dan membersihkan pondok-pondok pesantren sebagai bahagian daripada pendidikan karakter bangsa untuk anak-anak Indonesia yang lebih beriman di masa depan,” jelasnya.
Tabliqh Akbar dan Tausiyah Kebangsaan ini mengambil tema ‘Membangun Ukhuah Islamiyah Wathonah dan Insaniyah” dengan menghadirkan KH. Ahmad Muafiq yang merupakan Nahdlatul Ulama.
Dalam ceramahnya KH. Ahmad Muafiq menghimbau umat muslim harus tetap menjaga keutuhan dan kenyamanan berbangsa dan bernegara.
“Kita sebagai umat Islam harus bisa menjaga keutuhan dan kesatuan NKRI. Hidup rukun dan damai dengan semua agama, golongan dan etnis karena itulah ajaran Islam. Ciptakan rasa nyaman dan situasi yang kondusif dalam berbangsa dan bernegara,” kata KH. Ahmad Muafiq.
Turut hadir dalam Tabliqh Akbar Kapolda Sumatera Utara, Kapolres Tebing Tinggi, Dandim 02/04 DS diwakili oleh Danramil 15 Sipispis, Kaden B Brimobdasu, Ketua NU Sumatera Utara, Ketua NU Kota Tebing Tinggi, Pj. Sekdako Tebing Tinggi, Ketua FKUB Kota Tebing Tinggi, Ketua FKDM Tebing Tinggi, Ketua PD Alwashliayah, Ketua PD Muhammadiyah Tebing Tinggi, Kepala OPD Setdako Kota Tebing Tinggi dan peserta hadis yang hadir kurang lebih 1000 orang.(ash)