Kabupaten Karawang, SpiritNews-Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dahulu PJK pada wanita tidak pernah menjadi fokus perhatian, karena PJK dipercaya sebagai “penyakit laki-laki”.
Namun nyatanya. PJK cukup sering terjadi pada wanita. Hanya mitos bila dikatakan bahwa PJK jarang terjadi pada wanita dan terjadi tidak parah pada wanita.
.
“Selama usia produktif, wanita memang memiliki angka kejadian PJK yang lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki. Tetapi setelah menopause, angka kejadiannya menjadi sama atau bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki,” ujar dr. A. Hafiedz A. Kartamihardja., MH.Kes., SpJP., Dokter Spesialis Jantung Mandaya Hospital.
Baca Juga: Waspadai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner
.
Dokter yang telah menyelesaikan pendidikannya di program studi Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Universitas Padjadjaran Bandung ini berujar, wanita lebih sering merasakan nyeri dada yang atipikal (tidak khas) dibandingkan dengan laki-laki.
“Dengan keluhan nyeri dada seperti tertusuk, sesak nafas, atau rasa tidak nyaman pada daerah ulu hati yang menjalar ke lengan, leher, serta punggung. Dibandingkan pria, gejala pada wanita lebih sering dicetuskan oleh adanya stres emosional atau mental dibandingkan aktifitas fisik,” ujarnya.
Berita Lain: Penyakit Jantung Kardiovaskular Dapat Ditangani dengan Intervensi dan Bedah
Keluhan yang tidak spesifik tersebut membuat evaluasi PJK pada wanita menjadi lebih sulit, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan penunjang lanjutan untuk mendiagnosis adanya PJK pada wanita, dengan menggunakan beberapa modalitas seperti Exercise Tredmill Test, Stres Echocardiography, Sidik Perfusi Miokard dengan Kedokteran Nuklir, Cardiac Magnetic Resonance (CMR) ataupun CT Angiografi.(rls/SpiritNews)